Dalam tradisi bohgaca di Aceh tentunya juga mempunyai makna yang sama, tidak jauh berbeda dengan daerah lain. Selain untuk menambah pesona kecantikan kepada setiap pengantin wanita, boh gaca juga indentik dengan kepercayaan, dimana prosesi boh gaca sangat erat kaitannya dengan harapan agar mempelai dianugerahi kebahagiaan. Dengan memakai inai calon pengantin akan terlindung dari segala mara bahaya selama menghadapi kesibukan perhelatan pernikahan.Â
Kegiatan boh gaca juga harus dilaksanakan dalam bilangan ganjil yang biasanya dilakukan tiga malam berturut-turut, sehingga warna inainya pun tambah merah. Semakin merah warna inai, semakin membawa keberkahan dan kebahagiaan bagi calon pengantin.
Menariknya di Aceh boh gaca bukan saja indentik dengan tradisi perkawinan, di beberapa tempat di Aceh boh gaca juga indentik dengan menolak bala. Tradisi boh gaca menolak bala biasa dilakukan oleh sebagian orang ketika muncul wabah tha'un (sampar) dan berbagai macam wabah lainnya.Â
Uniknya tradisi memakai inai untuk menolak bala ini cuma dipakai pada 3 jari, yaitu jari jempol, jari raja dan kelingking. Tradisi boh gaca untuk tolak bala tidak cuma dikalangan wanita muda saja, kalangan laki- laki, baik tua maupun muda juga melakukannya.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H