Mohon tunggu...
Jaa Rizka Pradana
Jaa Rizka Pradana Mohon Tunggu... pelajar/mahasiswa -

masih mencoba mengalahkan musuh terbesar hidup ini, "my self"

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Jeblugan

13 Juli 2013   07:21 Diperbarui: 24 Juni 2015   10:37 140
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

membaca artikel sebelah yang mengangkat tema mengenai mercon, saya jadi teringat di daerah asal saya Banyumas, selain tradisi mercon yang memang banyak ditemukan di daerah-daerah lain, ada juga tradisi anak-anak membunyikan suara dentuman seperti mercon tapi yang ini lebih keras, lebih cemetar dan lebih dahsyat bunyinya. namanya ialah "jeblugan". jadi jeblugan sendiri merupakan pohon pring wulung (pring yang besar) kemudian dibentuk menyerupai bentuk meriam, dibagian pangkalnya diberi lubang kecil. untuk bahan dasarnya bisa menggunakan minyak tanah atau karbit. setelah bentuk jeblugan tersebut jadi, terlebih dahulu jeblugan yang telah di isi minyak tanah dipanasi menggunakan api kecil dibagian lubangnya. gunanya ialah untuk memanasi pring tersebut agar nantinya bisa menghasilkan suara yang dahsyat. setelah dirasa cukup panas, permainan jeblugan yang seolah-olah seperti bermain perang pun siap untuk dilancarkan.

permainan jeblugan biasanya hanya dijumpai ketika ramadhan saja karena biasanya dimainkan menjelang berbuka puasa dan klimaksnya ketika suara bedug berkumandang, suara jeblugan nan dahsyat ikut menyusul meramaikan penanda waktu maghrib telah datang. sehingga kampung yang tadinya sepi menjadi seperti kampung yang sedang mengalami peperangan jeblugan dengan dentumannya yang keras.
namun sekarang terlihat sudah tidak ada lagi anak-anak yang memainkan jeblugan. entah karena apa mereka sudah tidak mau lagi bermain jeblugan padahal ketika saya kecil suara dentuman jeblugan menjadi ciri khas kita berada di bulan penuh rahmat, barokah dan ampunan ini, ya walaupun permainan ini agaknya sedikit berbahaya namun tetap menjadi permainan yang khas dibulan ramadhan.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun