Agama bukan sejarah, tetapi peristiwa dalam agama bisa jadi adalah peristiwa sejarah. Dan jika menyangkut peristiwa sejarah, cepat atau lambat akan dapat dibuktikan kebenarannya.
Menurut Alkitab, Abraham beristrikan Sara. Sara adalah saudara perempuan Abraham satu ayah beda ibu. Sehingga tidak mengherankan ketika Abraham sebagai orang asing, termasuk ketika menjadi orang asing di Mesir, Abraham mengatakan bahwa Sara adalah adiknya. Pengakuan bahwa Sara adalah adik Abraham ketika sebagai orang asing ini di samping untuk berjaga-jaga untuk keselamatan, juga karena Sara memang adik Abraham.
Setelah Sara berusia lanjut dan tidak kunjung memperoleh anak, Sara meminta Abraham mengambil Hagar/ Siti Hajar budak dari Mesir sebagai istri/gundiknya. Sara merasa tidak senang terhadap Hagar, karena setelah menjadi istri/gundik Abraham, Hagar memandang rendah pada Sara, apalagi setelah Hagar melahirkan Ismail.
Pada usia yang sudah lanjut akhirnya Sara mengandung dan melahirkan Ishak. Setelah kelahiran Ishak inilah Sara mendesak Abraham untuk mengusir (menceraikan?) Hagar. Hagar bersama Ismail yang masih kecil kemudian meninggalkan Abraham. Di padang gurun, Hagar dan Ismail yang masih kecil setelah hampir kehabisan perbekalannya mendapatkan sumber mata air.
Menurut Alkitab, anak yang dikorbankan Abraham adalah Ishak setelah peristiwa pengusiran (diceraikannya) Hagar. Ishak sudah agak besar dan memikul kayu yang akan digunakan untuk ritual pengurbanan.
Menurut keyakinan saudara kita umat islam, Abraham mendirikan Ka’bah dan bersama Ismail beribadah ke Ka’bah. Di samping itu, Ismail diyakini sebagai anak yang akan dijadikan korban ketika Allah menguji Abraham. Jika Ismail yang dikorbankan Abraham sebelum lahirnya Ishaq atau sebelum peristiwa pengusiran (diceraikannya) Hagar, betapa masih imutnya Ismail. Apakah ini tidak kontradiksi/bertentangan jika ada ayat percakapan Abraham dan Ismail yang menyatakan kesediaan dan keikhlasan Ismail sebagai korban?
Apakah anak Abraham yang akan dikorbankan masih imut dan belum paham ketika akan dikorbankan, atau sudah memiliki pemahaman dan ikhlas ketika Abraham ,ayahnya, memintanya sebagai korban?Di antara Ishak dan Ismail, siapa yang akan dijadikan korban oleh Abraham?
Keyakinan akan kebenaran bukanlah kebenaran itu sendiri. Atas kebenaran akan Allah, Yesus Kristus (Isa) mengajarkan: Kasihilah Tuhan Allah dengan segenap hati, dengan segenap jiwa, dengan segenap akal budi dan kekuatan.
Semoga kita mendapatkan puzzle-puzle kebenaran atas keyakinan kita.
-
Dapat dibaca juga tulisan ‘Mengapa Para Nabi Keturunan Israel Tidak Beribadah ke Ka’bah?
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H