Sebenarnya arti baku kelender adalah sebuah sistem untuk memberi nama pada sebuah periode waktu tertentu misalnya hari. Patokan batas pemberian nama pada periode waktu tersebut berbeda-beda untuk masing-masing jenis kalender, sebagaimana kita ketahui ada beberapa macam kalender yang digunakan saat ini. Misalnya kalender hijriah menggunakan pergerakan bulan sebagai barometer pemberian nama-nama periode waktunya, kalender masehi menggunakan pergerakan matahari sebagai barometer pemberian nama-nama periode waktunya.
Seiring dengan perubahan budaya dan orientasi, kalender pun berkembang tidak hanya menjadi alat penanda periode waktu. Kalender dimetamorforsiskan oleh para pembuatnya untuk menyampaikan pesan kepada masyarakat guna mencapai tujuan yang ingin diraihnya. Maka muncullah kalender yang menampilkan tokoh tertentu sebagai media kampanye, dan muncul pula kalender sebagai media promosi produk tertentu.
Sebenarnya pula ada lebih dari dua kalender yang umum kita kenal diatas (hijriah dan masehi) ; seperti kalender jawa, kalender maya yang heboh dengan ramalan kiamat tahun 2012 nya. Tapi akhir-akhir ini ada satu jenis kalender yang membuat kita heboh dan geleng-geleng kepala, yakni kalender DPR yang konon biaya pembuatannya mencapai Rp. 116 rb per buahnya dengan anggaran total mencapai 1,3 M dan jumlah kalender dicetak mencapai 11 rb exemplar. Yang juga membuat heboh karena gambar yang ada di kalender tersebut didominasi oleh segelintir orang saja. Bukankah anggota DPR itu ratusan ? Seyogianya kalender DPR juga menampilkan beberapa suasana di dalam gedung DPR. Untuk itulah saya menyampaikan usulan agar dipertimbangkan beberapa gambar tersebut dibawah ini masuk kedalam kalender DPR. Bagaimanapun juga gambar-gambar dibawah ini juga adalah potret dari DPR. Maka menurut saya layak dan pantas untuk menghiasi kalender DPR .
Ini sekedar usulan. Boleh setuju boleh juga tidak setuju. Bapak-bapak anggota dewan yang terhormat selamat mempertimbangkan usulan saya.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H