Kemajuan perabadan sebagai akibat dari perkembangan teknologi memunculkan cara-cara baru untuk mendapatkan pekerjaan. Seperti halnya media sosial, awalnya hanya digunakan untuk berinteraksi dan bersosial dengan orang lain. Sekarang, hampir setiap orang berlomba menata konten media sosialnya agar menarik dan mendapatkan banyak pengikut. Pekerjaan-pekerjaan konvensional juga mengalami adaptasi dengan teknologi. Salah satu yang populer adalah bekerja sebagai jurnalis media online.
Jurnalis adalah bidang profesi yang mengusahakan penyajian informasi tentang kejadian dan atau kehidupan sehari-hari (pada hakikatnya dalam bentuk penerangan, penafsiran dan pengkajian) secara berkala, dengan menggunakan sarana-sarana penerbitan yang ada -- Romel tea
Sebelum teknologi internet digunakan oleh banyak orang, kita mengenal produk seorang jurnalis melalui berita di koran yang kita baca atau acara berita di televisi yang kita tonton. Sekarang hasil kerja tangan jurnalis dapat digenggam bersama dengan smartphone kita.
Meskipun tetap merambah melalui media konvensional perusahaan media, seperti Kompas, juga mengalami adaptasi. Salah satunya adalah dengan meleburnya grup Kompas melalui berbagai sub website kompas seperti Kompas.com, Foto Kompas, Visual Interaktif Kompas, JEO Kompas, dan Kompas.id.
Namun ada juga media online yang lahir tanpa media konvensional seperti Kumparan. Mereka tidak memiliki pola kerja dalam model konvensional sehingga jurnalisnya harus membentuk cara kerja dan persiapannya sendiri.
Apa saja yang selalu dibawa jurnalis media online saat akan liputan ke lapangan? Berikut adalah tiga tips dari jurnalis muda, Selfy Momongan yang berkarir di media online:
1.HP, TABLET, atau LAPTOP
Jika bagi tentara romawi pedang adalah senjata mereka, maka bagi jurnalis media online perangkat seperti smartphone, tablet dan laptop adalah senjata pamungkas mereka.
Smartphone dapat digunakan untuk segala kebutuhan seperti merekam suara narasumber, mengambil gambar, menulis berita, berkoordinasi dengan tim, mencari arsip berita, memantau media lain hingga mengunggah berita.
Tentunya perangkat-perangkat tersebut perlu terhubung dengan internet. Karena hampir seluruh aktivitas jurnalis media online terikat di dalam jaringan internet. Di sisi lain menyatukan kebutuhan personal dan urusan profesional dapat mengurangi privasi jurnalis itu sendiri.
Sebagai contoh saat jurnalis sedang menulis berita, dan ingin membalas pesan Whatsapp dari keluarganya. Maka pada aplikasi Whatsapp akan terlihat status jurnalis tersebut sedang online. Sehingga jika redakturnya melihatnya online di Whatsapp namun belum menyelesaikan naskah berita, ia bisa saja diberikan teguran.