ini hanya suara dari bocah
ketika berumur lima tahun
merasakan api dan nista
dan melihat pahlawan buta.
.
bocah yang mencoba berbicara
yang lembek, seperti buih.
yang segar, alir yang dibuat
yang membawa dua sisi koin
.
demokrasi, negara rakyat
rakyat senang, itu benar
.
kini pilihan hampir ada
jangan kecewakan lagi
apa yang pernah terjadi
sesudah si buta naik tahta
.
bagi kalian di dalam sana
* mengenang presiden Abdurrahman Wahid *
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!