Mohon tunggu...
Izzul Mirza
Izzul Mirza Mohon Tunggu... Pelajar Sekolah - Siswa/Pelajar

Menggali Ilmu untuk dibahas, dibagi, dan didiskusikan.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Johny dan sang Dukun Mistis

5 September 2024   07:05 Diperbarui: 5 September 2024   07:17 21
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Johny adalah anak yang pintar dan penasaran, ia selalu ingin menggali ilmu tentang banyak bidang. Ia hidup di rumah yang sederhana di pinggir kota.

Pada suatu hari, Johny dan temannya sedang bercicara tentang hal-hal yang terjadi di kampungnya. "Hei Johny, Kamu denger gak ada dukun pindah yang kesini?katanya dulu ia adalah dukun tersakti dikampungnya dulu, sebetulnya aku ingin mencoba melihatnya, tapi aku takut!", Kata temannya. "Haelah, masa kamu masih percaya hal-hal gaib-gaib?Penakut amat!Aku nanti coba kesitu deh." Kata Johny. Setelah sekolah ia menanya warga setempat Dimana rumah dukun yang baru pindah ke kampungnya, meskipun ia sudah diperingati oleh warga, ia keras kepala dan akhirnya mengunjungi dukun setempat.

Ketika ia sampai, aura rumahnya sungguh membuatnya gelisah. Tetapi Johny pun tak takut dan ia mengetuk pintunya. Beberapa saat kemudian, pintunya membuka dengan sendiri, "Silakan masuk." Kata sang dukun dari dalam rumah. Johny pun memasuki rumahnya, rumahnya terlihat sederhana, namu terisi dengan beberapa benda-benda gaib yang diletakkan di tengah ruangan. "Ada butuh apa anda kesini anak muda?" Tanya sang dukun,

"Saya tidak percaya pada yang gaib, saya percaya kamu adalah dukun buat-buatan. Jika kamu bisa membuktikkan anda bukan, maka saya tidak akan menganggu anda." Jawab Johny dengan tenang. "Baiklah, akan ku tunjukkan." Kata sang dukun sambil bersenyum, ia menepuk lantai disebelahnya, mengajak Satria untuk duduk. Satria pun duduk dan siap melihat kekuatan sang dukun. Sang dukun pun memulai ritual dan memerintah Johny untuk mengejamkan matanya, kemudia dan mengucapkan mantra, Mantra itu diisi permintaan untuk membuka mata Johny dan telinganya untuk satu malam, agar ia bisa meyaksikan sendiri Makhluk-makhluk gaib yang ada di daerah sekitarnya.

 Setelah Sang dukun selesai mengucapkan mantra , sang dukun menyuruh Johny untuk keluar dan pergi dari rumahnya. Ketika Johny sudah keluar, ternyata sudah malam, Ketika ia sudah mulai berjalan, ia mendengar suara Wanita menyanyi tak tau dari mana. Ia mulai merasa takut dan mempercepat tempo jalannya, di Tengah perjalanan pulangnya, Ia ketemu dengan sebuah sosok hitam yang tinggi dengan mata merah yang dilumuri oleh darah, makhluk itu tidak bergerak, tetapi menatap matanya dengan kejam. 

Johny pun lari dengan kencang. Semakin lama ia lari semakin banyak makhluk yang ia melihat. Ketika ia sampai di rumah, ibunya sudah tidur. Ia cepat ke kamarnya untuk tidur dan menyelimuti diri dari makhluk-makhluk lain. Ketika ia sampai di kamarnya, terdapat sosok dengan rambut panjang dengan baju putih yang longgar, matanya tak terlihat, terletak di sebelah kiri Kasur Johny. Johny bergemetar melihat sosok tersebut. Ia dengan lambat jalan ke kasurnya dan merangkak ke dalamnya dan menyelimuti dirinya dengan rasa takut, Dan dengan mengejamkan mematanya ia mencoba tidur.

Di pagi hari, ia membuka selimutnya, dan ia tidak melihat sang sosok lagi, ia merasa lega dan keluar dari tempat tidurnya, ia segera melakukan rutinitas pagi hari dan berangkat ke sekolah. Dalam Perjalanan ke sekolah, ia tidak  melihat makhluk apapun. Ia merasa senang  tidak melihat apapun, meskipun ia tau makhluk tersebut ada disitu, ia menyesal pergi ke dukun, karena sekarang ia tau tempatnya terisi dengan makhluk-makhluk gaib. Dan ia tidak bisa menghapus memori saksiannya melihat dan mendengar makh-makhluk gaib yang ia lihat tadi malam.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun