Mohon tunggu...
Izzuddin Sulthan Nashir
Izzuddin Sulthan Nashir Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa UIN Maulana Malik Ibrahim Malang/Anggota Himpunan Mahasiswa Islam

Hobi Tadabbur alam, membaca dan olahraga

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Salafi atau Wahabi, Mana yang Bener Sih?

22 Januari 2025   16:31 Diperbarui: 23 Januari 2025   11:53 36
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Di ahad 21M ini umat islam di Indonesia tergemparkan dengan satu kelompok yang mereka menyebar luas karena dakwahnya yaitu kelompok WAHABI yang kelompok ini menyebut dirinya Salafi padahal sebutan itu hanyalah sebuah dusta atau klaim semata yang pernyataannya tidak sesuai dengan kenyataan, untuk membuktikannya kita tunjukkan setelah ini.

Sebelum itu saya perkenalkan terlebih dahulu siapa itu Salafi Wahabi ini. Wahabi itu penisbatan kepada imam besar mereka yang bernama Muhammad ibn Abdil Wahab yang berasal dari daerah najd di hijaz, maka dari itu kita sebut wahabi. Uniknya sebutan ini sebagian dari penganutnya itu ada yang tidak mengakui dan menerimanya contoh: seperti Khalid Basalamah dst, padahal pembesar meraka yaitu Syekh Bin Baz sudah mengklarifikasi bahwa sebutan itu ialah sebutan yang mulia bagi kelompok mereka.

Selanjutnya saya jelaskan kenapa kelompok ini itu bukan merupakan kelompok salafi, simak merikut ini:

Kata salafi itu merupakan bentuk isim nasab dari kata salaf yang artinya terdahulu maka apabila lafadz ini di jadikan isim nasab akan bermakna bangsa terdahulu/golongan terdahulu/kelompok terdahulu. Dari isi dapat sedikit di simpulkan apabila orang mereka mengaku salafi padahal mereka itu orang-orang zaman ini itu merupakan kesalahan. Pernyataan ini saya perkuat karena di dalam khazanah intelektual islam yang di sebut salafi itu ialah orang-orang yang hidup sezaman dengan Nabi SAW (sahabat) orang yang tidak menjumpai nabi tetapi hidup sezaman dengan sahabat nabi (tabiin) dan orang yang tidak menjumpai sahabat nabi SAW akan tetapi hidup sezaman dan menjumpai tabiin (tabiut tabiin). Karena ke 3 zaman ini merupakan sebaik-baik golongan dan golongan ini telah di konfirmasi langsung oleh Rosullullah SAW dalam sabdanya:

خَيْرُ النَّاسِ قَرْنِي ثُمَّ الَّذِيْنَ يَلُوْنَهُمْ ثُمَّ الَّذِيْنَ يَلُوْنَهُمْ

"Sebaik-baik manusia ialah pada generasiku (sahabat), kemudian generasi berikutnya (tabiin), kemudian generasi berikutnya (tabiut tabiin)." (Hadits shohih. Diriwayatkan oleh al-Bukhari, no. 3651, dan Muslim, no. 2533)

Lalu titik permasalahannya di sini, mereka golongan salafi wahabi ini menggaungkan dakwah mereka manhaj (jalantempuh) salaf yang berseru kepada sunnah, akan tetapi mereka tidak merujuk kepada kitab-kitab salaf dan cara berfikir salaf yang benar. Yang saya maksut dengan kitab-kitab salaf dan cara befikirnya di sini itu kitab-kitab dan metode berfikir sahabat, tabiin dan tabiut tabiin. Merkeka justru merujuk pada kitab-kitab imam mereka Ibn Tainiyyah yang mana dia tabiut tabiin saja bukan. Bagaimana bisa mudah sekali mereka menisbatkan kelompok mereka sebagai Salafi yang bermanhajkan salaf dan berseru kepada sunnah akan tetapi mereka kehilangan sanad (kesinambungan ajaran) keilmuan. Maka disini jatuhnya satu di antara dua yaitu mereka berdusta atau mereka benar-benar belum tau.

Saya mengingatkan betapa pentingnya sanad dalam beragama terutama dalam agama islam. Agama kita ini adalah agama yang berdasarkan pada periwayatan, kalau kata imam bukhori sanad (kesinambungan ajaran) itu agama kita. Riwayat ajaran itu bisa kita temukan di kitab-kitab tradisional (turots) yang di tulis oleh gererasi salaf yaitu orang-orang abad 1-5 Hijriyah. Maka dari itu betapa pentingnya kita sebagai seorang muslim mengikuti ajaran dan kaidah berfikir generasi salaf. Bukan malah mengaku sebagai pengikut salaf akan tetapi yang dipelajari bukan buku-buku dan cara berfikir gerenasi salaf.

Di sini dapat di simpulkan bahwa orang-orang yang mereka mengaku salafi akan tetapi tidak bermadzhab atau tidak mewajibkan bermadzhab atau mereka tidak mempelajari buku-buku salaf itu tidaklah bermanhajkan salaf dengan haq (benar), dan pernyataan itu hanya sekedar klaim beruka pernyataan yang tidak sesuai dengan kenyataan.

Wallahu a'lamu bis showwab

Nantikan tulisan-tulisan saya yang lain. Jikalau ada saran atau kritik atau bahkan pertanyaan silahkan komen dan jangan lupa follow saya

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun