Mohon tunggu...
Muhammad Izzuddin
Muhammad Izzuddin Mohon Tunggu... -

Sedang merantau di Negeri Seribu Menara dan sekaligus menjadi Mahasiswa di Al-Azhar University, Cairo-Egypt

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Semak Belukar

3 Mei 2012   04:35 Diperbarui: 25 Juni 2015   05:48 80
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Semak Belukar

Tumbuh bersemi berdampingan disetiap jengkal pagar

Tetesan air hujan mengalir ke setiap retak tanah yang kau pijak

Tangan-tangan kian merasa jengah nan resah tatkala kau bergembira tersenyum menjalar

Dan kini luntur mengabur guratan senyum tawamu

Dan menepi ke dermaga-dermaga kesedian keharuan

Teriakan sang bumi tak henti-hentinya menyambar ranting dan dedahanan

Oh, teriak dan terus teriak

Tapi entah kemana ritme merdu jawaban kian memudar tak terdengar

Kapan lagi aku lahir, kapan aku tumbuh dan kapan lagi aku bersemi.

Kairo, 3 Mei 2012

(Ba'da Subuh)

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun