Semak Belukar
Tumbuh bersemi berdampingan disetiap jengkal pagar
Tetesan air hujan mengalir ke setiap retak tanah yang kau pijak
Tangan-tangan kian merasa jengah nan resah tatkala kau bergembira tersenyum menjalar
Dan kini luntur mengabur guratan senyum tawamu
Dan menepi ke dermaga-dermaga kesedian keharuan
Teriakan sang bumi tak henti-hentinya menyambar ranting dan dedahanan
Oh, teriak dan terus teriak
Tapi entah kemana ritme merdu jawaban kian memudar tak terdengar
Kapan lagi aku lahir, kapan aku tumbuh dan kapan lagi aku bersemi.
Kairo, 3 Mei 2012
(Ba'da Subuh)
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!