Aktivitas berkomunikasi antara guru dengan peserta didik dapat dilakukan secara lisan dan tulisan. Berkomunikasi secara lisan akan dibatasi oleh ruang dan waktu, di mana komunikasi tersebut hanya berlaku bagi orang yang berada dalam satu ruangan dan dibatasi oleh waktu, ketika pembicaraan telah selesai maka selesai pula kegiatan komunikasi tersebut. Sedangkan kegiatan berkomunikasi secara tertulis dapat menembus ruang dan waktu yaitu tidak dibatasi oleh kehadiran pembaca dalam suatu ruangan. Namun, pembaca dapat melakukannya pada waktu yang berbeda.
Disamping itu guru adalah profesi yang memungkinkan berkiprah dalam bidang kepenulisan, karena kapasitas intelektual memadai, pengalaman mendukung, dan dari segi waktu atau kesempatan terbuka lebar. Dengan memilih berbagai topik yang biasa digeluti sehari-hari, seperti permasalahan pembelajaran, isu pendidikan, kebijakan pemerintah, bahkan menulis tulisan yang bersifat rekreatif dalam bentuk sastra, karya ilmiah, buku atau artikel di media massa.
Pada umumnya, budaya baca buku pada masyarakat Indonesia masih tergolong sangat rendah, apalagi budaya tulis menulis. Dengan membudayakan bahasa tulis, dengan sendirinya masyarakat terbiasa untuk membaca buku. Belajar menulis dapat diibaratkan seperti belajar naik sepeda. Mula-mula terasa sulit sekali trial and error (coba-salah) tetapi lama kelamaan akan terasa asyik sekali. Kesulitan memulai menulis acapkali merupakan hambatan yang sering dirasakan oleh penulis pemula karena masih minimnya pengalaman.
Guru perlu digugah semangatnya untuk menulis. Agar tulisan tetap fokus, maka mulailah dengan pemilihan topik. Banyak topik yang tersebar di sekitar kita seperti masalah pendidikan, hukum, sosial, agama, teknologi dan sebagainya. Langkah selanjutnya kumpulkan bahan-bahan yang menunjang tema yang dipilih baik literatur penelitian atau bisa juga hasil pengamatan. Maksudnya, agar tulisan menjadi lebih baik tidak asal menggambarkan atau asal menilai, melainkan disertai fakta data atau teori-teori. Setelah itu, perlu dirumuskan masalahnya secara jelas. Rumusan masalah tersebut sangat penting karena dapat mengarahkan tulisan kita menjadi sistematis dan terarah. Untuk itu, perlu dibuatkan kerangka karangan (out line) yang berfungsi sebagai pemandu tulisan agar dapat selalu fokus pada topik pembicaraan.
Sesungguhnyakegiatan menulis dapat membantu guru untuk menyerap dan memproses informasi. Bila kita akan menulis sebuah topik maka hal itu berarti kita harus belajar tentang topik itu dengan lebih baik. Apabila kegiatan seperti itu kita lakukan terus menerus maka berarti akan dapat mempertajam kemampuan kita dalam menyerap dan memproses informasi.
Oleh karena itu hal yang paling penting harus dimunculkan pada setiap guru adalah keyakinan diri bahwa menulis itu adalah aktivitas yang menyenangkan dan bermanfaat bagi pengembangan karir guru dan juga bermanfaat bagi orang lain.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H