berjalan tertatih-tatih
di perbukitan nan tandus
bila sedetik saja
kutengok ke belakang
banyak bercecer keringat
yang mulai mengering disapu angin
tapak-tapak kaki mulai memudar
berjajar bersamaan dengan sang waktu
melintasi kehampaan
ada yang aku tunggu
dibalik rerimbunan dedaunan
sebuah mutiara yang terpendam
perlahan menampakkan diri
namun
tenggelam lagi
tak henti kucoba
menggapai mutiara itu
meski hanya perlahann
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!