Mohon tunggu...
Muh Izzuddin Munir
Muh Izzuddin Munir Mohon Tunggu... -

Guru Kelas di Madrasah Ibtidaiyah Negeri Kampungbaru Kab. Nganjuk

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Artikel Utama

Menjual Ide

24 Maret 2015   15:40 Diperbarui: 17 Juni 2015   09:06 42
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gadget. Sumber ilustrasi: PEXELS/ThisIsEngineering

Anda akan dikritik orang ketika melakukan sesuatu. Anda juga akan dikritik orang ketika tidak melakukan sesuatu. Jadi, lakukan apa saja yang menurut anda benarEleanor Rosevelt.

Saat penulis melintas di depan RSUD Nganjuk terlihat ada sebuah mobil yang kelihatan masih baru. Di kaca belakang ada secarik kertas yang bertuliskan DIJUAL lengkap dengan jenis mobil dan tahun pembuatannya. Saat itu terlintas dalam benak penulis, bukankah mobil termasuk salah satu karya ilmu pengetahuan dan teknologi modern, tetapi dijajakan di bawah pohon pinggir jalan tak beda dengan berjualan kacang. Sebetulnya tidak masalah apakah itu mobil atau kacang goreng yang dijajakan, tetapi yang menggelitik benak penulis adalah berarti semua produk alam dan pemikiran manusia itu bisa dijual, ini berarti juga kalau kita memiliki ide-ide yang bagus kenapa tidak kita promosikan meski tidak harus selalu bernilai ekonomis.

Ide itu tidak akan pernah kering atau bahkan habis karena selama di muka bumi ini masih ada denyut kehidupan maka ide tak akan pernah habis. Dengan kejelian kita menangkap semua peristiwa yang terjadi di sekeliling kita, pasti akan dengan mudah mendapatkan gagasan baru yang aktual dan otentik.

Apalagi di zaman sekarang yang lebih kita kenal dengan sebutan zaman globalisasi semua informasi dan peristiwa bisa kita pantau meski hanya duduk di belakang meja. Oleh karena itu tidak ada lagi orang yang mengeluhkan betapa sulitnya mendapatkan ide yang bagus untuk dituangkan dalam tulisan. Apabila ide-ide yang berserakan itu kita pilah-pilah pasti akan menemukan satu dua ide yang benar-benar menarik perhatian kita. Bertolak dari ide yang menarik itu kita bisa menembangkan menjadi tulisan yang berharga.

Lalu muncul pertanyaan apa yang hendak kita lakukan dengan tulisan kita itu. Jawaban dari pertanyaan itu banyak sekali misalnya kita membaca ulang tulisan yang sudah jadi tersebut untuk dilakukan koreksi, menyimpan di dalam file, atau bisa juga membagikan kepada teman untuk dibaca agar ada saran masukan. Bisa juga tulisan itu kemudian kita kirimkan ke media massa agar bisa termuat. dan lain sebagainya, tetapi apakah tidak terlalu muluk-muluk harapan tulisan kita bisa dimuat di media massa? Tentu jawabnya tidak, kita harus berani bermimpi besar dan berusaha sekuat tenaga kita mewujudkan mimpi kita itu.

Seperti halnya orang yang menawarkan mobil di tepi jalan kita juga mempunyai hak dan kesempatan yang sama untuk meawarkan ide-ide kita itu untuk “diperjualbelikan” apabila ide gagasan kita itu memiliki nilaiu manfaat yang tinggi dan tentunya berdampak luas bagi masyarakat.

Sebagai langkah awal adalah menjaring ide sebanyak-banyaknya dari berbagai sumber dalam setiap kesempatan. Yakinlah bahwa ide itu akan bermunculan di dalam pikiran kita selama kita terjaga bahkan mimpi ketka kita tidurpun akan bisa menjadi sumber inspirasi untuk menulis. Maka dari itu tulislah apapun yang melintas dalam pikiran kita jangan sampai terlewatkan begitu saja.

Setelah kita memiliki daftar ide atau gagasan maka langkah selanjutnya adalah kita mencari berbagai literatur pendukung, data-data yang berhubungan dengan ide tersebut kemudian menyiapkan analisis secara detil dari ide yang kita dapatkan itu. Karena menulis itu adalah ketrampilan dan seni maka ide atau gagasan itu kemudian kita tuangkan dalam tulisan sesuai dengan selera kita.

Tulisan yang banyak dan bermutu tentu berangkat dari hal yang tampaknya kecil dan remeh. Tapi sekali-kali kita tidak boleh meremehkan hal yagn kecil dan remeh tersebut. Sesuai denga pepatah’Sedikit demi sedikit lama-lama menjadi bukit” demikian juga tulisan kita apabila kita istiqomah melakukan aktivitas menulis setiap hari maka bisa diperhitungkan hasil tulisan kita dalam seminggu, sebulan bahkan setahun. Selamat berkarya!



Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun