Upacara Turun Mandi
      Bagi masyarakat Minangkabau, tradisi turun mandi masih dilestarikan hingga saat ini, tradisi turun mandi merupakan sebuah tradisi yang dilaksanakan sebagai bentuk ucapan syukur atas lahirnya seorang anak kedunia.Selain itu, tradisi turun mandi juga sebagai media untuk memberitahukan kepada masyarakat banyak jika telah lahir seorang bayi dari seorang pasangan suami istri.
      Dulunya, dalam menjalankan prosesi turun mandi, masyarakat Minangkabau melaksanakannya di sungai atau di air "pincuran". Namun, seiring berkembangnya zaman, dan sulitnya mencari pincuran mandi, prosesi tersebut kini banyak dilaksanakan di rumah masing masing. Akan tetapi seluruh syarat yang mesti dipenuhi, kemudian diganti dengan syarat lain yang hampir meyerupai.
      Meski demikian, prosesi yang dilaksanakan di rumah tersebut dinilai tidaklah menghilangkan sebuah nilai budaya yang tersembunyi dari prosesi yang dilaksanakan.
      Prosesi turun mandi seyogyanya memiliki beberapa syarat seperti adanya batiah badulang atau beras yang digoreng, sigi kain buruak dan beberpa syarat lainnya. Setiap syarat juga memiliki makna, yang tak lain untuk kebaikan ibu dan sang anak kelak. Dalam prosesi turun mandi juga dilakukan pemotongan rambut sang anak.
      Dalam prosesi turun mandi, juga dilaksanakan arak arakan yang dilakukan pihak bako dengan menjunjung talam. Selain itu, biasanya pihak bako juha akan membawa berbagai macam bingkisan dan oleh oleh untuk sang bayi.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H