Mohon tunggu...
izzatun khusnaini
izzatun khusnaini Mohon Tunggu... Mahasiswa - mahasiswa

man jadda wa jadda

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Pentingkah Menanamkan Moralitas pada Anak Usia Dini

24 November 2022   02:51 Diperbarui: 24 November 2022   03:01 163
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Menanamkan moralitas pada anak sejak dini sangatlah penting, maka kita calon orang tua harus mempelajarinya juga tentang apa itu moralitas, bagaimana itu moralitas bagi anak usia dini. Yuk simak penejelasan dibawah.

Moralitas adalah berawal dari kata moral yang artinya  suatu proses perubahan penalaran perasaan dan perilaku yang mengenai standart keberadaan dalam suatu masyarakat yang melibatkan dimensi intrapersonal dan juga interpersonal. Sedangkan moralitas sendiri yaitu baik buruknya perbuatan manusia dalam artikel yang dituliskan oleh (Edelweis,2022). 

Kata moral dan moralitas itu memiliki arti yang sama, akan tetapi penggunaanya lebih ditekankan pada moralitas yang memiliki arti yang lebih luas dan abstrak. Dan juga moralitas adalah suatu bentuk dari produk budaya dan agama. Dan setiap budaya dan agama didunia ini memiliki tolak ukur moralitas yang berbeda-beda yang sesuai system yang berlaku, yang dibangun sejak dulu. 

Jadi penilaian moral atau moralitas ini diukur dari lingkungan setempat. Dan juga pengaruh dari perubahan moral itu terletak di lingkungan, kondisi sosial ekonomi, dan juga pengasuhan.

Perkembangan moral juga terpengaruh dari lingkungan sekitar, jadi peran orang tua sangat penting bagi anak dibimbing dan diarahkan. Dan perkembangan moral ini sangat rentan perubahannya apalagi bagi anak usia dini, karena anak-anak pandai dalam menirukan sesuatu. Dan perkembangan moral anak yang cepat  ini juga mempengaruhi perubahan moral baik buruknya kedepannya nanti. 

Perkembangan moral setiap anak itu berbeda-beda, ada yang perkembangan moralnya baik dan patut, dan ada juga perkembangan moralnya yang kurang . perkembangan moral ini merupakan proses perubanhan yang akan terjadi sepanjang kehidupan manusia, baik pada budi perkertinya, berilakunya, karakternya maupun akhlaknya (Fitri M, Na'imah, 2020) . Orang tua juga harus memperhatikan karena orang tua juga harus mengajarkan mana baik buruknya perilaku yang harus dan tidak boleh dilakukan. 

Contohnya jika anak melakukan kesalahan orang tua harus memberitahu bahwa itu salah dan menjelaskan kesalahannya pada anak dan orang tua juga memberi tahu bahwa yang benar bagaimana, dengan demikian anak akan mengerti dan tidak akan mengulangi kesalahannya lagi. Anak akan mengingat juga kalo dia akan melakukan hal tersebut makan dia harus bagaimana. Pengasuhan yang seperti itu juga mempengaruhi kepada pembentukan moral anak kedepannya nanti.

Pada perkembangan moral ini terdapat 2 teori yaitu dari piaget dan Kohlberg. Dari teori merekan yang berbeda-beda yang digunakan oleh moralitas. Pertama teori perkembangan moral dari piaget, perkembangan moral menurut piaget dibagi menjadi dua tahapan yaitu perkembangan tahapan heteronom atau disebut moralitas oleh pembatasan dan perkembangan tahapan moralitas otonomi atau disebut dengan moralitas kerjasama atau hubungan timbal balik dalam artikel (Bennartho D,2019). 

Perkembangan moral realisme moral ini untuk umur 4-8 tahun, dan perkembangan otonom untuk anak usia 9-10 tahun. Pertama kita akan membahas tentang perkembangan moral piaget yang tahapan heteronom, pertama pada tahapn ini anak menganggap aturan tidak dapat diubah dan memiliki porsi yang sama. 

Kedua anak menganggap bahawa aturan itu dibuat oleh beberapa figure. Ketiga anak menganggap bahwa melanggar aturan dan juga berbuat salah akan selalu mendapatkan hukuman. Tahanpan kedua dari piaget yaitu moralitas otonom, pada tahapan ini untuk anak usia 9-10 tahun. 

Pada tahapan ini anak menggap, pertama peraturan atau hukuman bisa berubah dan disesuaikan porsinya dan yang kedua anak mulai mempertimbangkan niatnya, dan anaktidak hanya koneksi dari suatu perbuatan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun