Agresi, agresif dan kekerasan ? apa perbedaan dari ketiga kata tersebut ? maka dari itu yuk simak penjelasan sibawah ini. sebagai calon orang tua, dan madrasah pertama bagi anak kita, kita harus memahami sifat-sifat, dan karakter anak-anak. Salah satu sifat yang perlu kita pahami yaitu agresif, dan kekerasan, dua sifat tersebut hamper sama, akan tetapi memiliki makna yang berbeda. Yuk lanjut kepoin tentang sifat agresi dan kekerasan.
Agresi dan agresif ? apa beda dari dua kata tersebut ? agresi ialah perilaku yang dilakukan dengan sengaja yang bisa melukai fisik serta psikolog, dan bisa merugikan diri sendiri dan juga orang lain.Â
Dalam ata kerja memiliki pilihan ganda dan dikelompokkan ke dalam delapan kategori heuristik. Secara khusus, menimbulkan luka fisik (menggigit, memukul, memperkkosa), terlibat dalam konflik konfrontatif (berkelahi, berkelahi, berkelahi), menggunakan paksaan (penyalahgunaan, pemaksaan, intimidasi), Eksploitasi kelompok (menaklukkan, menyerang, berkelahi), merampas dukungan orang yang dicintai (menyerah, meninggalkan, kelaparan), merusak reputasi (mengabaikan, menghina, menggoda, memprovokasi), membalas (balas dendam), merampok properti. Menimbulkan kerugian pribadi dengan menghancurkan (membakar, menghancurkan, merampok, menghancurkan). Sifat agresi ini dibagi menjadi 2 yaitu, agresi secara langsung dan agresi secara tidak langsung.
Agresi secara langsung ialah sifat yang langsung menuju orang yang dituju dan mengakibatkan kerugian fisiknya dan juga psikologisnya. Contoh dari sifat agresi ini ialah memukul mendorong dan lain yang merugikan fisik dan psikolognya. Sedangkan agresi secara tidak langsung, ialah agresi yang menyerang secara diam-diam, dan ini adalah  pertama tidak ada niatan, akan tetapi ada kelonggaran untuk berbuat agresi maka melakukan agresi. Contohnya pencuri yang memperkosa korbannya.Â
Ada dua gangguan agresif ini pada anak, yaitu pertama, Oppositional Defiant Disorder (ODD) gejala pada ODD ini ialah meliputi mood marah atau mudah tersinggung, perilaku argumentatif/memberontak, dan dendam. Yang kedua gangguannya yaitu Conduct Disorder (OD), gejalanya meliputi, telah digambarkan sebagai sebagian besar tidak berubah dan mengarah ke pola perilaku antisosial yang terus-menerus seperti: B. Pelanggaran serius terhadap norma dan aturan sosial dan moral.Â
Kekerasan dan agresif ini tidak beda jauh, adanya kekerasan itu diawali dengan adanya agresif dari seseorang. Kekerasan ini adanya suatu dendam yang menyebabkan korban luka fisiknya saja dan sifat kekerasan ini menunjukkan bahwa siapa yang kuat disini. Kekerasan ini dilakukan secara sengaja untuk melukai korbannya.
Piaget menggambarkan perkembangan moral kognitif sebagai proses yang melibatkan konstruksi aktif pengetahuan moral dan pemikiran yang semakin otonom dalam kaitannya dengan norma-norma keadilan. Hubungan antara perkembangan moral kognitif dan perilaku yang relevan secara moral seperti agresi dan kekerasan.Â
Ada hubungan penting antara berbagai bentuk perkembangan moral pada anak-anak (kognisi moral, perasaan moral, dan motivasi moral) dan perilaku agresif dan kekerasan. Secara konseptual, ini tidak mengejutkan. Ini karena perkembangan moral mencakup domain yang sama dengan agresi, menyebabkan atau mencegah bahaya, menegakkan atau melanggar norma hukum, dan mengungkapkan keprihatinan.Â
Dalam buku yang ditulis oleh damon dan eisenberg pada tahun 2016. Penalaran moral dan agresi didasarkan pada gagasan bahwa kognisi moral dapat memotivasi perilaku yang relevan secara moral seperti perilaku prososial dan agresi.Â
Studi ini menyoroti bahwa penyimpangan kognitif menyebabkan perbedaan penilaian moral pada anak-anak yang terlibat dalam perilaku agresif. Selain itu, agresi dan kekerasan sebagian disebabkan oleh gangguan di daerah otak tertentu yang mendukung kognisi moral, terutama daerah PFC dorsal dan ventral.
Penanganan untuk anak pada sifat agresi dan juga kekerasan, orang tua atau pengasuh bisa melalui pendekatan  yang komprehensif dan juga pendekatan koordinatif. Dan upaya untuk menangani sifat agresif dan kekerasan pada anak bisa orang tua atau pengasuh melakukan beberapa hal, yaitu pertama orang tua atau pengasuh harus memahami dan menerima kepribadian anak, jika orang tua memahami dan menerima pribadi anak maka, akan tumbuh sifat empati dan dengan hal itu dapat mengarahkan anak pada sifat yang nonagresif.Â