Mohon tunggu...
izzatul isma
izzatul isma Mohon Tunggu... Full Time Blogger - membaca adalah melawan,menulis adalah implementasi dari bacaan

dalam belajar cobalah seperti pohon dan angin serta seperti jejak kaki dan tanah,selalu menemukan makna disetiap pertemuan dan perjuangannya meskipun selalu sulit untuk abadi bersama

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Kompleksitas Petani dan Pasar

10 Maret 2020   22:19 Diperbarui: 23 Maret 2020   11:33 113
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Beberapa ormas seperti ormas degan mengatasnamakan warga asli,hingga ormas yang berbentuk nasional. Keluar masuknya kendaraan bermuatan atau tidak selalu di pungut biaya. Saat itu saya dipungut sebesar 10.000 tanpa muatan dan 20.000 jika muatan banyak. Selain itu para pemilik lapak dipasarpun juga turut ditarik iuran oleh ormas dengan alasan demi keamanan. 

Terlintas dalam pikiran saya adalah,Apakah ini dibolehkan oleh pihak aparat?,kenapa para aparat membiarkan kegiatan itu?. Padahal kegiatan ini ilegal tanpa ada undang-undang yang mengatur. Dan ternyata jelas,terdapat hubungan pula antara pihak aparat dengan dengan ormas. Dengan kata lain kongkalikong serta pembagian materi telah terjadi didalamnya.

Dalam konteks sejarah era-Soekarno telah terjadi,soekarno sendiri sadar bahwa para petani diindonesia tidak memiliki tingkat kesejahteraan yang seharusnya. 

Tidak lama kemudian setelah menyadari hal tersebut soekarno ingin mengubah kontradiksi tersebut dan memberikan apa yang seharusnya didapat oleh petani sehingga soekarno memberi nama mereka Marhaen. Dimana pemilik alat produksi,pemilik bahan baku ditindas oleh sistem kapitalis pada zaman tersebut sehingga para marhaen tersebut perlu diperjuangkan haknya agar tidak ditindas.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun