4. Tahan dari tekanan sosial
Tekanan sosial merupakan tekanan yang diterima oleh individu untuk mengubah perilaku, sikap, nilai, bahkan fashion dengan tujuan penyesuain diri dengan kelompok sosial yang mempengaruhi mereka, beberapa individu tidak bisa membentengi diri mereka untuk tidak terpengaruh dan terseret arus lingkungan sosial. Pentingnya mempeteguh pendirian dan tahan dari tekanan sosial sebagai upaya untuk menjauhi pengaruh yang berpotensi merusak diri.
5. Menawarkan dan mencari bantuan jika diperlukan
Masing-masing individu berada pada keadaan yang berbeda-beda ada yang hidup dengan kesusahan dan kekurangan, ada yang hidup dengan kebahagian dan kelebihan, ada juga yang hidup dengan kecukupan, perbedaan keadaan pasti memberi dampat negatif maupun positif bagi tiap penikmatnya dari situ akan timbul sebuah hubungan untuk saling membantu dan menawarkan bantuan yang dibutuhkan agar kehidupan dapat berjalan dengan lancar dan tercapainya suatu tujuan.
6. Perundingan masalah secara afirmatif
Kemampuan ini berkaitan dengan kemampuan dalam bermusyawarah untuk membuat keputusan bersama dan menentukan solusi yang tepat untuk seluruh pihak yang terlibat. Kemampuan ini menyertakan pencapaian dalam memenuhi kebutuhan semua pihak.
Seperti halnya manusia dewasa anak juga merupakan makhluk sosial, anak terlahir dengan segala kelemahan sehingga anak membutuhkan uluran tangan, tuntunan, arahan, dan kasih sayang orang lain untuk mengembangkan kemampuannya dalam mencapai tingkat kemanusiaan yang normal. Dalam hal ini anak juga membutuhkan keterampilan dalam berhubungan, ketika anak memiliki keterampilan berhubungan yang baik memungkinkan anak lebih bisa menikmati hubungan yang terjalin dengan orang-orang disekitarnya. Begitupula sebaliknya anak yang tidak mempunyai keterampilan dalam berhubungan memungkinkannya menjadi benalu bagi teman sabayanya hingga anak dijauhi dan dikucilkan dalam lingkungan pertemanannya.
Cara melatih kemampuan berhubungan anak:
1. Berbagi
Pada masa kanak-kanak sifat egosentrisme masih melekat pada anak, pada fase ini anak lebih mementingkan diri sendiri dan enggan untuk berbagi, dalam fikirannya dengan berbagi membuatnya kurang bisa menikmati apa yang anak miliki, dari sini orang tua berperan untuk membiasakan anak untuk berbagi dan memberi pengertian tentang pentingya berbagi dengan orang-orang di sekitarnya.
2. Bekerja sama