Mohon tunggu...
Izzati Mursaliyna
Izzati Mursaliyna Mohon Tunggu... Mahasiswa - yuk, cek artikel artikel saya

Artikel-artikel yang dibuat secara random dan dadakan :)

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Pertolongan Datang di Saat Genting Lewat Cerita Yudhistira yang Kalah Bermain Dadu

23 Desember 2022   11:43 Diperbarui: 23 Desember 2022   11:57 928
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Kitab Mahabharata adalah salah satu karya besar yang berasal dari India yang dianggap suci dan paling istimewa bagi pemeluk agaman Hindu, Kitab Mahabharata disusun oleh Vyasa Krisna Dwipayana di India pada sekitar 400 SM yang pada awalnya ditulis dalam bahasa Sanskerta dan kemudian disalin dalam berbagai bahasa.

Mahabharata menceritakan tentang perang antara Pandawa dan Kurawa dalam mempertaruhkan takhta Hastinapura.

Salah satu terjemahan di Indonesia sendiri kembali diceritakan oleh Nyoman S. Pendit pada buku yang berjudul "Epos Mahabharata". Dalam terjemahannya tersebut terdapat beberapa bab yang tentu saja memudahkan pembaca untuk memahami isi cerita Mahabharata.

Kali ini, penulis ingin membedah pesan dari salah satu bab yang ada di dalam cerita Epos Mahabharata, yaitu "Bab 22: Semua Dipertaruhkan dalam Permainan Dadu". Dikisahkan Yudhistira bermain judi melawan Sakuni, dalam permainan tersebut Yudhistira melawan Sakuni dengan sengit. Dari permainan tersebut, Yudhistira tidak mendapatkan kemenangan sama sekali sampai dirinya mempertaruhkan kerajaan, rakyat dan saudara-saudaranya.

Ada saat di mana Yudhistira tidak bisa mengorbankan apapun lagi karena semuanya sudah ia taruhkan, bahkan dirinya sendiri. Ia kemudian mengorbankan istrinya, Draupadi untuk menjadi taruhan dan Yudhistira kembali kalah. Draupadi menolak untuk datang pada Duryodhana. Dari perdebatan sengit itu, akhirnya Draupadi kalah dan datang pada Duryodhana. Draupadi yang tetap kukuh dalam pendiriannya meminta tolong pada Brahma (Dewa Pencipta dalam ajaran agama Hindu) untuk melinduginya. Dari sinilah, keagungan Brahma turun untuk menolong Draupadi. Duhsasana melepaskan pakaian Draupadi, namun pakaian baru selalu muncul hingga pakaian Draupadi menumpuk seperti gunung.

Dari sinilah Raja Dritarastra menyadari akan ada malapetaka yang mengancam keturunannya. Ia kemudian memutuskan untuk berdamai dengan Pandawa dan mengembalikan seluruh harta, kerajaan dan rakyat milik yudhistira.

Dari cerita ini bisa dilihat bahwa pertolongan kerap kali datang disaat yang tidak di sangka-sangka. Yudhistira sudah mengalami kemalangan, kehilangan seluruh kerajaan, rakyat dan saudara-saudaranya, membuat keadaan seperti tidak ada harapan lagi, namun kemudian, pertolongan datang di saat yang tidak disangka-sangka lewat penolakan yang dilakukan Draupadi. Dewa Bhrahma datang dan mengembalikan segalanya dengan cara yang ajaib.

Hal itu juga kerap kali terjadi di kehidupan kita, saat semua kemalangan tiada henti menimpa kita, membuat kesedihan dan mengoyak mental kehidupan manusia, ada saja kebaikan yang muncul perlahan, segala kemalangan yang terjadi sebelumnya menjadi sebuah ilmu baru yang membuat seseorang menjadi lebih baik dan lebih waspada akan suatu hal.

Terkadang, manusia hanya kurang sabar dan kurang optimis dengan kehidupan, sehingga pemikiran-pemikiran negatif menghantui dan membuat kita putus asa, padahal, mungkin tuhan telah menyiapkan sesuatu yang lebih baik dan Ia sudah menunggu di suatu waktu yang tepat bagi kita.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun