Pancasila dan generasi muda tidak adanya generasi muda masyarakat Indonesia. terutama nilai Pancasila, penyebab ketimpangan sosial saat ini. Nilai-nilai yang tidak pernah memenuhi kepribadian rakyat itu seperti orang buta yang kehilangan tongkatnya. Â
Dua hal yang tidak dapat dipisahkan adalahLiteratur juga menekankan peran media sosial dalam membentuk opini politik generasi muda. Sebuah penelitian menunjukkan bahwa generasi muda memiliki kecenderungan untuk menjadi lebih aktif secara politik melalui media sosial. Selain itu, interaksi online memiliki kemampuan untuk meningkatkan partisipasi mereka dalam kampanye politik dan membentuk opini politik mereka. Literatur ini menunjukkan bagaimana kampanye politik dapat memanfaatkan media sosial untuk berkomunikasi dengan generasi muda, mengingat perkembangan teknologi dan peran penting media sosial.
Demikian pula, pemerintah sangat terlibat dalam berbagai bidang di era digital ini, seperti POLEKSOSBUDHANKAM (Setiawan, 2017), mengungkapkan bahwa penurunan nilai moral terus terjadi yang menjadi masalah besar bagi pemerintah dan masyarakat. Namun, di era digital seperti sekarang ini, dimana trend era informasi sulit dihentikan sehingga masalah ini sulit diatasi.Â
Prinsip LUBER JURDIL yang berarti Langsung, Umum, Bebas, Rahasia, Jujur, dan Adil digunakan dalam proses pemilu untuk mengimplementasikan nilai-nilai Sila ke-4. Partisipasi langsung rakyat dalam memilih pemimpin mereka melalui hak suara mereka sendiri dalam pemilihan kepala daerah mencerminkan semangat kerakyatan, yang merupakan inti dari Sila ke-4.Â
Dalam proses pemilu, prinsip keadilan sosial Pancasila sangat penting untuk mencegah dominasi kelompok atau kepentingan tertentu. Proses musyawarah dan persetujuan antara calon dan Partai Politik dalam masyarakat.Â
Pancasila mengajarkan pentingnya menghargai dan menjaga keragaman budaya, agama, dan suku Indonesia, dan mendorong dialog dan kompromi yang berlandaskan pada kepentingan nasional, sehingga pemilu dapat menghasilkan keputusan yang terbaik untuk bangsa dan negara. Pemilu harus menghormati hak-hak minoritas dan melibatkan semua bagian masyarakat Indonesia.Â
Di masa sekarang ini menjelang Pemilu di bulan Februari mendatang , sosial media menjadi sarana kampanye secara digital, khususnya aplikasi tiktok dengan video yang ditujukan untuk capres cawapres nya agar menarik penonton untuk memilih paslon tersebut. Tetapi banyak juga dalam video ditujukan untuk menjatuhkan paslon lain atau membuat fitnah yang tidak sesuai.Â
 Sosial Media tempat Kampanye secara DigitalÂ
Istilah "Gemoy" sudah melekat untuk Prabowo Subianto bukti berhasil nya kampanye melalui sosial media merebut suara kepada generasi muda , darisitu paslon nomer 2 itu mendapatkan banyak komentar positif mendukung dengan adanya AI yang lagi viral belakangan ini di sosial media.
Anies Baswedan dan Cak Imin pendukungnya berinovasi membuat website yang isinya penjelasan dan bukti dari berita-berita yang tidak sesuai fakta , terdapat juga tempat untuk melaporkan hoaks didalamnya serta pemaparan program-program , biografi dari capres dan cawapres. Website itu di beri nama  https://fitnahlagi.com dengan tagline Mari lawan hoaks dan fitnah terhadap AMIN!Â
Sedangkan dari Paslon nomor urut 01Generasi muda berperan dalam pemilu
Oleh karena itu kita sebagai generasi muda sangat berpengaruh dalam menentukan pemimpin untuk negeri ini, anak muda harus berperan aktif menyukseskan pemilu.Â
Sebagai anak muda, kita seharusnya memiliki kemampuan untuk memilih dengan bijak dan melihat secara mendalam bagaimana para pemimpin yang mereka pilih akan bertindak.Â