Mohon tunggu...
izza Rifqiya
izza Rifqiya Mohon Tunggu... Mahasiswa - Institut Agama Islam Negeri Kudus

Saya seorang mahasiswa yang tertarik untuk menjadi penulis konten. Saya mulai belajar menulis dengan menulis artikel di platform media. Lalu saat ini sayakuliah jurusan komunikasi dan sedang semester 7. Dan sampai saat ini saya masih aktif menulis di platform IDN Times dan Blog

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Alam & Tekno

Pendampingan Pembuatan Sari Rasa Jambu dan Jambu Mete Krispi, Potensi Ekonomi Desa yang Menurun

28 September 2023   22:02 Diperbarui: 29 September 2023   23:25 90
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Suara Desa Krocok- Menggali potensi ekonomi desa dengan pembuatan sari rasa jambu mete dan jambu mete krispi yang kian menurun . Senin,(25/9) 

Bu Yanti bersama Mahasiswa KKN di Desa Krocok tengah mempraktikkan cara membuat jambu mete krispi di rumah Bu Yanti. 

“Cara pembuatan jambu mete krispi adalah dengan cara ditumbuk hingga menjadi serpihan kecil. Lalu diperas airnya hingga air dari jambu mete benar-benar habis,” jelas Bu Yanti, pemilik  dari usaha Jambu Mete Krispi. 

Bu Yanti menjelaskan dalam pembuatan jambu mete krispi membutuhkan waktu pendiaman sampai 2 hari lamanya karena untuk menghilangkan bau yang menyengat sekaligus membantu mengurangi kadar air di jambu mete. 

Sementara untuk sari rasa jambu mete bisa dibuat dengan satu hari asalkan jumlah jambu mete terbilang banyak. 

“ Untuk menghasilkan satu botol jambu, dibutuhkan sekitar 10-15 jambu . Dan pembuatan sari rasa jambu mete itu diperas kemudian direbus dengan campuran gula dan air supaya rasa sepet di jambu mete menghilang,” sambungnya. 

Olahan jambu mete ternyata sudah lama ada di Desa Krocok, namun produksi jambu mete menghilang sebab beberapa faktor seperti minimnya alat peras, buah jambu mete yang hanya berbuah satu tahun sekali, dan lamanya pembuatan olahan jambu. 

“Jika menggunakan alat hanya satu hari saja olahan jambu mete selesai. Berhubung faktor di sini selain alat, ada juga musiman jambu mete hingga warga yang sedikit menjadi olahan jambu jarang diminati” Tutur Bu Yanti. 

Sebenarnya warga Desa Krocok paham bagaimana cara membuat olahan jambu mete. Selain faktor tersebut, kendala pada bagaimana supaya olahan jambu mete dapat diperjual belikan hingga ke luar kota. 

“Warga kami rata-rata bisa membuat, Mbak. Dari kemasan, logo, label. Kita semua tahu karena dulu ada pelatihannya. Karena kita tidak tahu cara promosinya bagaimana, alhasil semuanya mangkrak.” Terang Bu Yanti

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Lihat Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun