Suara Desa Krocok- Pak Edy Botak memulai kembali membangkitkan Seni Barongan yang sebelumnya menghilang sebab pendiri terdahulu di Desa Krocok meninggal.
Barongan yang dulunya pernah jaya di masa Pak Windi pada tahun 90-an harus dipaksa berhenti.
Tahun tersebut barongan di Desa Krocok melejit hingga ke kota lain. Sampai keuangan dari penghasilannya dapat memenuhi kebutuhan keluarga. Sayangnya, semua berhenti karena Pak Windi memilih menemui Sang Maha Kuasa.
Kemunculan Pak Edy Botak memberikan peluang untuk memulai membangkitkan Barongan di Desa Krocok. Berbekal pengetahuan sewaktu masa SMP dan Seni Barong merupakan hobi yang ia geluti, akhirnya Pak Edy membeli Barongan setelah satu tahun tinggal di Krocok bersama istrinya.
Pak Edy menjelaskan Barongan merupakan seni asli dari Blora yang sudah punah pada saat setelah Pak Windi meninggal, sebab seluruh Barongan milik Pak Wndi dijual.
“Akhir 2013 Barongan milik Pak Windi dijual setelah mangkrak di rumah beberapa tahun. Tidak ada yang mau meneruskan. Semakin tahun kebanyakan anak muda, orang tua, bahkan anak kecil lebih suka dangdut. Kalau pun suka, mereka lebih tertarik pada pementasannya. Bukan pada pengetahuan mengenai Barongan sendiri,” terang Pak Edy, Senin (18/9)
“Dan saat dijual, saya baru ada di Desa Krocok. Jadi saya tidak sempat membeli Barongan milik Pak Windi,” katanya saat wawancara
“ Syukurnya saat kemarin ada karnaval sedekah bumi, beberapa anak kecil ke rumah dan belajar mengenai barongan.” sambungnya.
Pak Edy menerangkan, dirinya dapat mengembangkan Barongan hanya dengan cara panggilan hajatan, lomba yang kerap diadakan Kabupaten Blora setiap satu tahun sekali dan karnaval desa.