Mohon tunggu...
izzan nuha z
izzan nuha z Mohon Tunggu... Mahasiswa - UIN MALANG

Futsal dan Game

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Alam & Tekno

Mengapa MPRE Lebih Unggul dalam Prediksi Penyakit Berbasis EHR

5 September 2024   14:20 Diperbarui: 5 September 2024   14:26 16
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrator Penyakit EHR (Sumber : Freepik)

Mengapa MPRE Lebih Unggul dalam Prediksi Penyakit Berbasis EHR 


Dalam era digital saat ini, rekam medis elektronik (EHR) telah menjadi sumber data penting untuk mendukung keputusan medis yang lebih baik dan meningkatkan hasil klinis. Artikel yang ditulis oleh Ziyue Yu, Jiayi Wang, Wuman Luo, Rita Tse, dan Giovanni Pau pada tahun 2024, "Multi-perspective patient representation learning for disease prediction on electronic health records," yang diterbitkan di jurnal Knowledge and Information Systems, menawarkan pendekatan baru dalam penggunaan EHR untuk prediksi penyakit. Artikel ini memperkenalkan Multi-perspective Patient Representation Extractor (MPRE), sebuah model pembelajaran mesin canggih yang dirancang untuk memanfaatkan data EHR secara lebih efektif dengan mengidentifikasi dan mengeksplorasi tren dan variasi dalam fitur dinamis pasien.

Pendekatan ini menjadi semakin relevan mengingat meningkatnya kompleksitas data medis dan kebutuhan untuk sistem prediksi yang lebih akurat. EHR sering kali mencakup berbagai jenis data, seperti informasi demografis, hasil laboratorium medis, catatan pengobatan, dan hasil diagnosis, yang semuanya dapat memberikan wawasan yang kaya tentang kondisi kesehatan pasien. Namun, keterbatasan pada metode tradisional seperti jaringan saraf konvolusional (CNN) dan jaringan saraf berulang (RNN) dalam menangkap dinamika yang kompleks dari data ini telah mendorong penelitian lebih lanjut. Model MPRE yang dikembangkan oleh Yu et al. mencoba untuk mengatasi keterbatasan ini dengan menggunakan metode transformasi frekuensi untuk menangkap tren dan variasi fitur dinamis dan jaringan multi-ekstraksi 2D untuk mendeteksi korelasi antara tren dan variasi. Dalam studi ini, kinerja model ini diuji menggunakan dua dataset publik yang berbeda, yaitu "SCRIPT CarpeDiem Dataset" dan "Health Facts Database," dan hasilnya menunjukkan bahwa MPRE secara konsisten mengungguli metode baseline canggih lainnya, dengan peningkatan kinerja signifikan sebesar 11% dalam AUROC dan hampir 10% dalam AUPRC pada dataset Health Facts.

Perkembangan ini menunjukkan potensi besar MPRE dalam memajukan penggunaan EHR untuk prediksi penyakit, terutama dalam konteks di mana data pasien bersifat dinamis dan bervariasi. Dengan pendekatan ini, penyedia layanan kesehatan dapat memperoleh prediksi yang lebih akurat, memungkinkan intervensi yang lebih tepat waktu dan terarah untuk meningkatkan hasil perawatan pasien.

Penerapan model MPRE yang dikembangkan oleh Ziyue Yu dan rekan-rekannya menunjukkan potensi signifikan dalam meningkatkan akurasi prediksi penyakit berbasis EHR. Secara khusus, pendekatan ini memanfaatkan transformasi frekuensi untuk menangkap tren dan variasi dalam fitur dinamis, yang sering kali diabaikan oleh metode tradisional seperti CNN dan RNN. Metode konvensional ini memiliki keterbatasan dalam mengidentifikasi informasi tersembunyi yang dapat muncul dalam berbagai bentuk data medis, seperti perubahan jangka panjang dan jangka pendek dalam biomarker atau pola kunjungan pasien yang tidak teratur. Sebagai contoh, dalam penelitian ini, MPRE mampu meningkatkan nilai AUROC menjadi 0,8948 pada dataset SCRIPT CarpeDiem, yang mengindikasikan peningkatan kemampuan model dalam membedakan antara pasien yang mungkin dan tidak mungkin mengembangkan penyakit tertentu di masa depan.

Pentingnya inovasi ini juga dapat dilihat dari cara model ini menangani variasi data yang tidak teratur dalam EHR. Dalam dataset Health Facts Database, yang mencakup lebih dari 101.767 catatan kunjungan dari 71.518 pasien antara tahun 1999 dan 2008, MPRE mampu mengidentifikasi korelasi antara variasi fitur dinamis dan hasil kesehatan pasien. Sebagai contoh, model ini berhasil mendeteksi bahwa fluktuasi positif dan negatif dalam kadar glukosa darah dapat menunjukkan sekresi insulin yang tidak normal, yang merupakan informasi penting dalam diagnosa diabetes. Fakta bahwa MPRE dapat mencapai peningkatan kinerja sebesar 11% dalam AUROC dibandingkan dengan metode baseline lainnya menunjukkan bahwa model ini tidak hanya lebih akurat, tetapi juga lebih adaptif terhadap keragaman data yang sering ditemukan dalam catatan kesehatan elektronik.

Lebih jauh lagi, artikel ini juga menyoroti pentingnya penggunaan mekanisme perhatian perbedaan orde pertama (First-order Difference Attention Mechanism - FODAM) dalam model ini. FODAM digunakan untuk menghitung kontribusi perbedaan dalam variasi fitur dinamis terhadap diagnosis penyakit, yang memungkinkan MPRE untuk secara adaptif menentukan informasi mana yang paling relevan untuk prediksi penyakit. Dalam penelitian ini, penggunaan FODAM membantu meningkatkan nilai AUPRC menjadi 0,8270 pada dataset SCRIPT CarpeDiem, menunjukkan kemampuan model untuk lebih baik dalam mengenali pola-pola kritis yang mungkin menunjukkan perkembangan penyakit.

Penerapan MPRE juga membuka peluang baru dalam pengembangan sistem pendukung keputusan klinis. Misalnya, dalam diagnosis penyakit kardiovaskular yang sering kali membutuhkan analisis data EHR yang kompleks dan dinamis, seperti dalam kasus hipertensi dan penyakit jantung iskemik, penggunaan MPRE dapat secara signifikan mengurangi tingkat kesalahan diagnosis dengan memberikan wawasan yang lebih terperinci mengenai kondisi pasien. Dengan demikian, model ini tidak hanya menawarkan peningkatan dalam hal akurasi prediksi, tetapi juga memperkuat fondasi bagi pengembangan teknologi medis yang lebih maju dan presisi.

Kesuksesan Multi-perspective Patient Representation Extractor (MPRE) dalam meningkatkan prediksi penyakit berdasarkan rekam medis elektronik (EHR) menandai kemajuan signifikan dalam bidang analitik kesehatan. Model ini, yang dikembangkan oleh Yu et al., tidak hanya menunjukkan kemampuan yang lebih baik dalam menangkap dinamika kompleks dari data medis, tetapi juga menawarkan pendekatan baru yang dapat meningkatkan akurasi dan efektivitas dalam prediksi klinis. Dengan peningkatan AUROC sebesar 11% dan AUPRC sebesar hampir 10% dibandingkan metode baseline lainnya, MPRE membuktikan dirinya sebagai alat yang andal dan inovatif untuk digunakan dalam berbagai konteks medis.

Implikasi dari penelitian ini sangat luas, tidak hanya untuk pengembangan teknologi medis tetapi juga untuk praktek klinis sehari-hari. Dengan kemampuan untuk menangani data EHR yang kompleks dan dinamis, MPRE dapat membantu penyedia layanan kesehatan dalam membuat keputusan yang lebih cepat dan lebih tepat, yang pada gilirannya dapat meningkatkan hasil perawatan pasien. Selain itu, penelitian ini membuka jalan untuk penggunaan lebih lanjut dari pembelajaran mesin dalam analisis kesehatan, khususnya dalam pengembangan model yang dapat beradaptasi dengan berbagai jenis data dan konteks klinis.

Dengan demikian, MPRE tidak hanya merupakan kontribusi penting bagi literatur ilmiah, tetapi juga memiliki potensi untuk diterapkan secara praktis dalam sistem perawatan kesehatan modern. Pendekatan inovatif seperti ini adalah langkah maju yang penting menuju integrasi penuh teknologi canggih dalam praktik medis, yang pada akhirnya akan meningkatkan kualitas perawatan dan hasil kesehatan bagi pasien di seluruh dunia.

Referensi

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Lihat Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun