Percaya atau tidak, setiap individu pasti memiliki potensi atau bakat positif yang terpendam dalam dirinya. Namun tidak banyak yang bisa menemukan bakatnya masing-masing. Penemuan bakat dalam diri individu perlu digali, entah oleh diri sendiri maupun dengan bantuan orang lain.Â
Jika seseorang tidak bisa menemukan potensi yang ada pada dirinya, maka ia tidak bisa mengenal lebih jauh tentang dirinya sendiri. Hal demikian berpengaruh terhadap masa depannya.Â
Berbeda halnya jika ia mampu mengenali potensi diri, maka individu tersebut tinggal mengembangkan potensi yang ada menjadi sebuah bakat dan prestasi. Sehingga, berkemungkinan besar ia akan mampu menjadi individu bermasa depan cerah sesuai apa yang dicita-citakan.
Ya, potensi diri harus dicari dan digali. Jangan sampai seorang anak atau siswa tidak mengenali dirinya sendiri. Karna mereka, atau bahkan kita adalah generasi bangsa yang akan dan sedang meneruskan cita-cita negara.Â
Kita tidak bisa membiarkan penerus bangsa memiliki kompetensi yang ecek-ecek. Generasi muda sebagai penerus bangsa sudah sepatutnya memiliki mental tangguh untuk menghadapi keadaan negara yang semakin bergejolak.Â
Oleh karena itu, pelajar atau siswa yang notabenya adalah generasi muda penerus bangsa haruslah memiliki semangat dan tekad yang kuat dalam membuat dirinya menjadi pribadi yang berguna bagi diri sendiri, masyarakat, agama dan negara.Â
Semangat itu akan hadir jika ia meyakini penuh bahwa dalam dirinya terdapat potensi hebat yang mampu melahirhkan prestasi yang nantinya akan berguna dimasa depan.Â
Semangat belajar dan berusaha untuk mengembangkan potensi diri menjadi sebuah prestasi yang berguna bagi negara juga harus dihadirkan oleh siswa. Jika ia tidak mampu menghadirkan semangat belajar dan mengembangkan potensi diri, maka hal ini menjadi keadaan yang darurat.Â
Di sinilah BK harus mengambil peran. Sebagai siswa, mereka juga harus menyadari adanya keberadaan BK yang mana dalam pelayanannya, BK inilah yang dapat membantu siswa dalam merencanakan karir masa depan yang gemilang.
Dalam Bimbingan dan Konseling, terdapat 4 komponen pelayanan. Pelayanan dasar, pelayanan responsif, pelayanan perencanaan individual, dan dukungan sistem. Dalam pelayanannya, setiap komponen memiliki tujuan dan fokus pengembangannya masing-masing.
Pelayanan dasar dapat diartikan sebagai sebuah proses bantuan kepada konseli dalam rangka mengembangkan perilaku jangka panjang yang diperlukan dalam mengembangkan kemampuan dan memilih serta mengambil keputusan dalam menjalani kehidupannya.Â