Mohon tunggu...
Mubrizatul Ilmi
Mubrizatul Ilmi Mohon Tunggu... Penerjemah - learner

Setiap kisah akan tertulis untuk saling berbagi inovasi, motivasi dan solusi.

Selanjutnya

Tutup

Kurma

Ngabuburit Cerdas, Karakter Kota Malang

11 Mei 2019   11:36 Diperbarui: 11 Mei 2019   18:34 35
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Fenomena ngabuburit yang kian mendarah daging di kalangan masyarakat Indonesia, khususnya umat muslim yang menjalankan ibadah puasa Ramadhan semakin semarak di Era Milenial. Kegiatan yang bervariasi di lakukan dengan hati lapang, ngaji pasaran bagi para santri, diskusi bagi para aktivis kritis, dan tidak  sedikit yang hanya menghabiskan waktu ngabuburitnya untuk sekadar berburu takjil dan ifthar.

Bumi makin tua, saatnya kita shifting ke kuadran yang lebih baik. Ini bukan Ramadhan yang pertama atau kali keduanya, tinggalkan budaya ngabuburit yang biasa-biasa saja, saatnya kita ngabuburit cerdas.

Doc.pribadi
Doc.pribadi
Ngabuburit, ngobrol asyik sembari mengulik karakter pusat Kota Malang, ditemani pak Budi, dosen Arsitektur ITN Malang di sebuah kedai kopi merupakan cara cerdas komunitas Bolang (Blogger Kompasiana Malang) menunggu suara merdu berkumandang.

Kota Malang, Kota yang besar dan bersifat kosmopolitan patut kita lestarikan karakteristik batang tubuhnya. Meskipun secara fisik cenderung terus berubah, kualitas dan kuantitas lingkungan kota harus tetap distabilkan karena akan membentuk karakter yang khas.

idntimes.com
idntimes.com

Wajah kota yang menjadi pusat perhatian para urban dan wisatawan, di lengkapi dengan tampilan bangunan, taman dan rekaman suasana jejak sang kolonial menjadi karakter kota yang harus diperkenalkan.

Balai kota dan alun-alun kota dalam perjalanan kemajuan zaman mengalami perubahan namun harusnya tidak meninggalkan jejak historical sebagai pelestarian karakter yang khas bagi Kota Malang, walau memang kekayaan ornamennya tidak ada yang copy paste.

Perubahan-perubahan fisik kota yang secara masif di khawatirkan akan mengaburkan citra kawasan. Konsep struktur pada kawasan pusat kota Alun-alun Malang tidak boleh di hilangkan, Pola arsitektur yang mempunyai poros (axis) bagi bangunan-bangunan disekitarnya tidak harus di olah alih letak tata ruangnya. Pola demikian merupakan tata ruang yang baik yang dapat menunjukkan bahwa Alun-alun adalah sebuah pusat kota.

Tidak sekadar mengulik perubahan fisik, dulu kota Malang juga dikenal sebagai kota bunga, namun karena semakin banyaknya perguruan tinggi terbaik yang berdiri di kota ini, Malang lebih dikenal baik sebagai kota pendidikan. Bukan hanya berasal dari luar jawa, kota Malang pun di minati mahasiswa-mahasiswa Mancanegara. 

Food.detik.com
Food.detik.com
Tidak berhenti disitu, sekarang kota Malang di sebut-sebut sebagai kota wisata dan kota kuliner. Pantai yang bejibun dan bakso malang yang melegenda sudah menjadi ikon kota yang merekat di pandang khalayak. Sebuah perkembangan yang jempolan. 

Sayangnya, hal demikian bukanlah titik kejayaan sebuah kota, kota itu akan terasa mati jika karakter pusat kota tersebut termakan oleh perubahan dan perkembangan zaman tanpa diperhatiakan dan diselaraskan. Oleh karena itu, mari kita nikmati fasilitas-fasilitas kota dengan tidak lupa untuk melestarikan karakter pusat Kota tersebut, Kota Malang.

💙 For Bumi Arema

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Kurma Selengkapnya
Lihat Kurma Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun