Mohon tunggu...
Izzah Fikriyyah F
Izzah Fikriyyah F Mohon Tunggu... Mahasiswa - pelajar

semangat

Selanjutnya

Tutup

Ruang Kelas

Perkembangan Peserta Didik Karakteristik Perkembangan Moral

26 Juli 2024   15:15 Diperbarui: 26 Juli 2024   15:17 74
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ruang Kelas. Sumber Ilustrasi: PAXELS

BAB I

PENDAHULUAN

 

LATAR BELAKANG

Dalam perjalanan pendidikan, orang tua menanamkan nilai-nilai berdasarkan lingkungan tempat tinggal mereka tumbuh. Moralitas merupakan etika dan nilai-nilai yang diperlukan untuk menjadikan individu tumbuh dan berkembang dengan baik agar dapat diterima oleh masyarakat. Agar hal tersebut dapat tercapai, maka fungsi dari orang tua adalah membentuk kepribadian anak melalui bimbingan dan strategi pengasuhan yang tepat. Buku yang saya tulisakan mengulas tentang teori dan hasil penelitian dari kecerdasan moral yang meliputi peran tuang tua dalam membentuk kecerdasan moral anak.

 Perkembangan moral pada anak berkembang dari sesuatu yang diamati kemudian menilai apakah perilaku tersebut baik atau buruk. Setelah itu anak-anak mengimitasi perilaku dalam bentuk perilaku. Moral akan berkembang sejak usia dini. Sehingga sangat diperlukan peran orang tua dalam membentuk kecerdasan moral anak. Hal itu dianggap bahwa orang tua memiliki kedekatan dengan anak. Pengetahuan yang pertama diterima oleh anak dari orang tua.Orang tua pertama kali mengenalkan dan mengajarkan nilai-nilai dalam masyarakat melalui pengasuhan. Hal-hal yang pertama kali diajarkan oleh orang tua kepada anak.

Anak-anak yang dilahirkan tidak langsung bermoral. Akan tetapi, memerlukan waktu dan proses secara terus-menerus. Proses itu membutuhkan peran orang tua.Orang tua secara sabarmendidik anak dengan segala keunikannya, seperti memiliki keinginan sendiri, membangkan,berbohong, malas, marah, ataupun melawan orang tua. Kondisi seperti inilah yang harus dimanfaatkan oleh orang tua dengan membangun komunikasi dan hubungan yang harmonis dengan anak dalam keluarga. Mengajarkan dan membimbing anak dalam pengembangan moral diperlukan pembiasaan diri. Pembiasaan merupakan faktor terpenting dalam pengenalan moral. Secara psikologis dibutuhkan waktu dan kegiatan berulang dalam pembelajaran. Hal ini disebabkan karena anak usia dini belum mampu memahami suatu pengembangan moral secara teoritis.

  • RUMUSAN MASALAH
  • Apa definisi perkembangan moral ?
  • Bagaimana perkembangan peserta didik ?
  • Bagaimana Teknis, Faktor, dan Cara Memberikan Pelajaran Moral pada Anak Sekolah Dasar (SD/MI) ?
  • Bagaimana Karakteristik Perkembangan Moral Anak Sekolah Dasar (SD/MI) ?

 

 

BAB II

PEMBAHASAN

  • Definisi Perkembangan Moral

Secara etimologis, kata "moral" berasal dari bahasa latin yaitu "mores" yang merupakan "adat kebiasaan". Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia "moral" merupakan "akhlak, budi pekerti,atau susila". Istilah moral, moralitas, ataupun etika mengandung arti yang sama karena ketiganya sama-sama membahas tentang aturan manusia dalam bertingkah laku berdasarkan konteks yang dibutuhkan oleh lingkungan.

Kata moral seringkali dihubungkan dengan benar atau salah. Ketika individu ingin mengukur apakah perilaku itu benara atau salah, maka tolak ukur yang digunakan adalah moral. Moral indetik dengan norma atau nilai-nilai yang ada pada masyarakat tertentu. Terdapat kebiasaan atau adat istiadat yang dilakukan.

Pengertian perilaku moral secara umum adalah perilaku yang sesuai dengan standar moral dari kelompok sosial tertentu. perilaku moral ini dikendalikan oleh konsep. Konsep moral terbentuk dari peraturan perilaku yang telah menjadi kebiasaan bagi anggota suatu budaya. jika ada perilaku moral pastilah terdapat perilaku tak bermoral dan amoral. Perilaku tak bermoral merupakan perilaku yang tidak sesuai dengan harapan sosial atau konsep moral yang diakui masyarakat. Sedangkan perilaku amoral atau non moral merupakan perilaku yang ditampilkan karena ketidakacuhan terhadap harapan kelompok sosial dan bisa saja terjadi karena orang tersebut belum memahami peraturan atau ketentuan moral yang ada dalam lingkungan tersebut atau tidak sengaja dilakukan.

Perilaku moral negatif anak termasuk dalam kelompok perilaku amoral karena anak belajar memahami peraturan yang berlaku dalam masyarakat. contohnya ketika anak bertamu ke rumah orang anak langsung duduk di atas meja selayaknya di rumah sendiri anak berlaku seperti itu karena anak belum memahami dan belum tahu peraturan atau tata krama bertamu kerumah orang. setelah orang tua memberitahu bahwa apa yang dilakukan anak tidak benar makaanak seharusnya tidak boleh melakukan hal yang sama sewaktu bertamu. Namun, jika perilakunegatif tersebut tetap diulangi maka tindakan anak tidak dapat dikatakan sebagai perilaku amoral lagi tetapi perilaku tidak bermoral.

Pada usia anak 6 tahun sampai dengan remaja baik pada masa anak laki-laki maupun perempuan belajar untuk bertingkah laku sesuai dengan apa yang diharapkan oleh kelompok. dengan demikian nilai-nilai atau kaidah-kaidah moral sebagian besar ditentukan oleh norma- norma yang ada dalam lingkungan kelompoknya. Pada anak usia 10 sampai 12 tahun anak dapat mengetahui dengan baik alasan-alasan atau prinsip-prinsip yang mendasari aturan kemampuannya sudah berkembang sehingga mampu membedakan macam-macam nilai moral serta menghubungkan konsep-konsep moralitas mengenai kejujuran hak milik keadilan dan kehormatan.

Pada masa mendekati remaja anak sudah mengembangkan nilai moral sebagai hasil pengalaman moralnya dengan anak lain nilai ini sebagian akan menetapkan sepanjang hidup dan akan mempengaruhi tingkah laku anak sebagaimana hal ini terjadi pada masa kanak-kanak.Sebagian lagi sedikit demi sedikit mengalami perubahan karena hubungan-hubungan dengan lingkungannya sehingga menimbulkan konflik-konflik karena nilai-nilai moral lingkungan yang berbeda dengan nilai-nilai yang sudah terbentuk pada diri anak.

  • Perkembangan Peserta Didik

Banyak ahli psikologi maupun ahli pendidikan mendefinisikan perkembangan dengan berbagai cara sesuai keilmuan yang dimilikinya. Namun, semua pendapat tentang perkembangan dapat disimpulkan berupa perubahan seseorang ke arah yang lebih maju, dewasa, atau lebih matang. Nana Syaodih (2009) menyimpulkan bahwa perkembangan itu adalah penyempurnaan dan peningkatan fungsi secara kualitas. perubahan ke arah yang lebih maju di sini tidak serta merta semudah membalikkan kedua telapak tangan, tetapi perubahan selalu melalui suatu proses. Oleh karena itu, sebagian besar ahli membicarakan perkembangan berkaitan dengan prosesnya. Manusia adalah makhluk yang berdimensi biopsikososiospiritual. Sejak masih dalam kandungan, manusia merupakan kesatuan psikofisis yang terus mengalami pertumbuhan dan perkembangan. Pertumbuhan dan perkembangan merupakan sifat kodrat manusia yang harus mendapat perhatian secara seksama. Apalagi di dunia pendidikan atau di sekolah hal ini merupakan faktor yang sangat penting untuk diperhatikan oleh pendidik dalam rangka memfasilitasi peserta didik untuk lebih baik. Dengan kata lain, dalam mengaplikasikan perkembangan tidak boleh pilih kasih atau diskriminasi terhadap peserta didik. Dengan demikian, perkembangan itu merupakan suatu deretan perubahan yang tersusun dan berarti yang berlangsung pada individu dalam jangka waktu tertentu. perkembangan lebih menunjuk pada kemajuan mental atau perkembangan rohani yang melaju terus sampai akhir hayat. perkembangan juga merupakan proses yang sifatnya menyeluruh atau holistic mencakup proses biologis kognitif dan psikososial.

  • Teknis, Faktor, dan Cara Memberikan Pelajaran Moral pada Anak Sekolah Dasar (SD/MI)

 Teknis untuk menginternalisasi nilai moral pada anak, yaitu sebagai berikut.

1. Beri kesempatan anak untuk ikut serta atau terlibat dalam kegiatan yang berhubungan dengan harapan kelompok sosialnya.

2. Kembangkanlah keinginan untuk melakukan hal yang benar dan menghindari yang salah.

3. Ikut bertindak untuk kepentingan bersama.

4. Memberikan reaksi menyenangkan pada anak-anak melakukan hal yang benar dan reaksi yang tidak menyenangkan pada saat anak melakukan hal yang salah. Hal ini disebut reinforcement positif atau penguatan positif dan reinforcement negatif atau penguatan negatif.

Faktor-faktor yang mempengaruhi perkembangan moral pada anak

1. Kurang tertanam jiwa agama dan setiap orang dalam masyarakat

2. Keadaan masyarakat yang kurang stabil

3. Banyaknya tulisan dan gambaran yang tidak mengindahkan dasar moral

4. Tidak terlaksana pendidikan moral yang baik

5. Kurangnya kesadaran orang tua akan pentingnya pendidikan moral sejak dini

6. Banyak orang melalaikan budi pekerti

7. Suasana rumah tangga yang kurang baik

 8. Kurang adanya bimbingan untuk mengisi waktu luang

 9. Kurang tempat layanan bimbingan.

 Cara menumbuhkan kecerdasan moral pada anak, yaitu sebagai berikut.

 1. Menghidupkan imajinasi moral artinya menumbuhkan kemampuan individu untuk merenungkan mana yang benar dan mana yang salah. Perilaku moral anak tumbuh sebagai tanggapan terhadap cara anak diperlakukan di rumah dan di sekolah.

 2. Anak dengan kecerdasan moral mempunyai perilaku yang baik lembut hati dan mau memikirkan orang lain atau empati pada usia 6 sampai 7 tahun anak sudah memiliki hasrat yang jelas untuk bersikap bijaksana sopan murah hati. anak dengan kecerdasan ini biasanya melihat dunia melalui mata orang lain.

3. Moral terbentuk dari hasil meniru atau mempelajari bagaimana sikap terhadap orang lain yang ditangkap dari pengamatannya terhadap orang tua guru dan orang dewasa lainnya.

4. Membentuk kecerdasan moral dengan membicarakan masalah suara hati keprihatinan etis mengamati orang yang mempunyai kepribadian baik dan membicarakan akibatnyajika tidak bersikap baik.

  • Karakteristik Perkembangan Moral Anak Sekolah Dasar (SD/MI)

Karakteristik perkembangan anak adapun ciri-ciri perkembangan individu dapat diperhatikan seperti di bawah ini.

1. Seumur hidup (life-long), artinya tidak ada periode usia yang mendominasi perkembangan individu.

2. Multidimentional, artinya terdiri atas biologis kognitif dan sosial bahkan dalam satu dimensi terdapat banyak komponen misalnya intelegensi intelegensi abstrak intelegensi nonverbal intelegensi sosial dan sebagainya.

3. Multidirectional, beberapa komponen dari suatu dimensi dapat meningkatkan dalam pertumbuhan sementara komponen lain menurun misalnya orang dewasa dapat semakin Arif tetapi kecepatan dan proses informasi lebih buruk.

4. Lentur (plastis), artinya bergantung pada kondisi kehidupan individu.

Perkembangan dunia semakin hari semakin tak terbayangkan oleh akal manusia begitupun dengan dampak yang akan terjadi ketika perkembangan dunia tersebut masuk dalam diri peserta didik. Dengan demikian memahami perkembangan anak merupakan faktor terpenting agar anak dapat dibimbing dan difasilitasi sehingga tidak terjadi kesalahpahaman dalam menghadapi dunia yang semakin modern ini. sehingga dapat terlihat dengan jelas bahwa mempelajari dan memahami perkembangan peserta didik merupakan kewajiban bagi seorang guru dalam melaksanakan tugas dan tanggung jawabnya jika hal ini tidak dilakukan oleh guru maka guru tersebut belum termasuk dalam ciri-ciri guru yang berkualitas.

Stimulasi Perkembangan Moral Anak Sekolah Dasar (SD/MI)

Anak dapat di-stimulus perkembangannya dengan cara berikut.

1. Menenggelamkan anak pada lingkungan usaha-usaha yang aktif

2. Orang tua menanamkan dasar pada anak untuk dapat mempercayai orang lain

3. Memberikan rangsangan dalam kehidupan sehari-hari misalnya mengucapkan salam dan sebagainya

4. Orang tua menjalin hubungan yang erat dengan anak membicarakan pada anak tentang masalah yang dialami sehari-hari. untuk mengatasi dan memberikan gambaran tentang permasalahan moral pada anak-anak dapat dapat memberikan contoh moral yang baikpada anak serta solusi yang harus dilakukan sehingga perkembangan moral anak akan menuju arah yang lebih baik.

Karakteristik Perkembangan Moral Anak Sekolah Dasar (SD/MI)

Karakteristik perkembangan moral peserta didik seluruh peserta didik memiliki potensi yang harus dipupuk dan dikembangkan oleh pendidikan di sekolah melalui kegiatan pembelajaran agar mencapai perkembangan yang optimal. Untuk itu sangat dibutuhkan kondisi lingkungan sekolah yang sangat kondusif dalam segala aspek.

Conny Serniawan (1984), menyampaikan ada dua buah kondisi yaitu kondisi keamanan psikologis dan kebebasan psikologis. peserta didik akan merasa aman secara psikologis apabila :

1. Pendidik dapat menerima peserta didik apa adanya tanpa syarat dengan segala kekuatan dan kelemahannya serta memberi kepercayaan padanya bahwa pada dasarnya ia baik dan mampu

2. Pendidik mengusahakan suasana di mana peserta didik tidak merasa dinilai oleh orang lain. Memberi penilaian terhadap seseorang dapat dirasakan sebagai ancaman sehingga menimbulkan kebutuhan akan pertahanan diri. pemberian penilaian tidak dapat dihindarkan dalam situasi sekolah, tetapi boleh tidak harus diupayakan agar penilaian tidak bersifat atau mempunyai dampak ancama

3. Pendidikan memberikan pengertian dalam arti dapat memahami pemikiran perasaan dan perilaku peserta didik dapat menempatkan diri dalam situasi anak dan melihat darisudut pandang anak. dalam suasana itu anak akan merasa aman untuk mengungkapkanide-idenya. 9 Dengan 3 nuansa pendidik dan pendidikan di atas peserta didik akan merasa bebas secara psikologis dan tidak akan terkekang dalam proses pembelajaran. Kebebasan psikologis akan terjadi pada diri anak ketika faktor keamanan secara psikologis diciptakan oleh sekolah dengan komprehensif dalam penyelenggaraan pendidikan. Sebaliknya jika faktor keamanan tidak tercipta dengan baik di sekolah mustahil kebebasan peserta didik untuk mengungkapkan segala ide-idenya tidak akan.

What New Educators Need to Know About Teacher Qualities. Inilah sebuah tulisan yang diambil dari sebuah artikel pendidikan luar negeri yang nampaknya sangat detail untukditerapkan di Indonesia sehingga peserta didik dapat berkembang secara optimal. Sekolah merupakan lembaga formal yang diberi tanggung jawab untuk meningkatkan perkembangan peserta didik, termasuk perkembangan. dalam hal ini pendidikan hendaknya menyadari benar bahwa perkembangan intelektual anak terletak di tangannya.

Senada yang disampaikan russefendi (2012) dalam waktunya selalu mengatakan bahwa secanggih apapun alat yang akan digunakan tetap memiliki kunci yang ada pada seorang guru seorang. Guru dapat menciptakan interaksi atau hubungan yang akrab dengan peserta didik kemudian dapat memberikan kesempatan kepada semua peserta didik untuk berdiskusi atau berdialog dengan orang-orang yang ahli atau berpengalaman dalam berbagai hal bidang ilmu pengetahuan.

Kemudian guru juga dapat menjaga pertumbuhan dan perkembangan fisik peserta didik melalui kegiatan-kegiatan fisik atau olahraga maupun penyediaan gizi yang cukup selanjutnya guru dapat meningkatkan keterampilan berbahasa melalui media media cetak maupun elektronik dengan memfasilitasi dengan fasilitas yang disesuaikan dengan situasi dan kondisi dimana sekolah berada.

DAFTAR PUSTAKA

Ibda, Fatimah. 2011. Perkembangan Moral pada Anak dan Relevansinya dengan Pendidikan. Jurnal Ilmiah Didaktika, Vol. XI, No.2.

Nurafifah,dkk,(2022),Perkembangan moral pada anak,Sulawesi Selatan: IAIN Parepare nusantara,hal.15

Budiningsih, Asri. 2013. Pembelajaran Moral Berpijak pada Karakteristik Siswa dan Budayanya. Jakarta: Rineka Cipta.

Amrah. (2013). Perkembangan Moral Anak Usia Sekolah Dasar, Vol. III, No. 1. JurnalPublikasi Pendidikan.

Agus, Farida.(2019). Pendidikan Moral dan Nilai-NilaiAgama padaAnak UsiaDini : BukanSekedar Rutinitas, No. 2, Jurnal Paradigma

Hurlock, E. B. (1980). PerkembanganAnak. (edisi Keenam). Terjemahan oleh Med.

Meitasari Tjandrasa. Penerbit Erlangga,

Harefa, D. (2020).Differences In Improving Student Physical Learning Outcomes Using ThinkTalk Write Learning Model With Time Token Learning Model. Jurnal Inovasi Pendidikan Dan Sains, 1(2).

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ruang Kelas Selengkapnya
Lihat Ruang Kelas Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun