Mohon tunggu...
Izza Hakim
Izza Hakim Mohon Tunggu... Mahasiswa - Pelajar/mahasiswa

Konten kreator | cerpen | Digital marketing | writer |

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Piano Angker di Rumah Tua

31 Maret 2024   16:40 Diperbarui: 31 Maret 2024   16:42 149
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Di tengah hutan yang lebat dan gelap, terdapat sebuah rumah tua yang ditinggalkan oleh penduduk setempat. Rumah itu dipenuhi dengan cerita-cerita mistis yang membuat orang-orang takut untuk mendekatinya. Namun, seorang petualang bernama Alex tidak percaya pada cerita-cerita tersebut dan memutuskan untuk menjelajahi rumah itu sendirian.

Saat masuk ke dalam rumah, Alex merasakan udara yang dingin dan terasa aneh. Ia mendengar suara-suara bisikan yang tidak jelas asalnya, tetapi ia mengabaikannya sebagai efek dari angin yang bertiup melalui jendela-jendela yang retak.

Saat ia menjelajahi ruangan demi ruangan, ia menemukan sebuah piano tua di sudut ruang tamu. Tanpa pikir panjang, Alex duduk di depan piano itu dan mulai memainkan beberapa nada. Namun, seketika itu pula suasana berubah. Lampu-lampu di sekitarnya mati dengan sendirinya dan ruangan menjadi gelap gulita.

Alex merasakan ada yang mengawasinya, meskipun tidak ada siapa-siapa di sekitarnya. Tiba-tiba, piano yang ia mainkan dengan anggun berubah menjadi alat musik yang menyeramkan, mengeluarkan suara yang mencekam dan menggema di seluruh rumah.

Takut dan panik, Alex berusaha untuk berdiri dan keluar dari rumah itu, tetapi pintu-pintu terasa seperti terkunci rapat. Suara-suara bisikan semakin jelas dan terdengar seperti seruan dari makhluk-makhluk gaib yang tak terlihat.

Saat Alex hampir kehilangan harapan, tiba-tiba suara gemuruh dahsyat terdengar dari lantai atas. Ia melihat bayangan gelap yang melayang turun dari tangga dengan kecepatan yang mengerikan. Tanpa pikir panjang, Alex berusaha melarikan diri ke luar, merobek pintu yang terkunci dengan keras.

Ketika ia keluar dan melihat ke belakang, rumah tua itu tiba-tiba lenyap tanpa bekas. Alex tersadar bahwa apa yang ia alami bukanlah mainan, dan ia bersyukur telah berhasil keluar dari bahaya yang mengintai di rumah tua yang angker itu.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun