Mohon tunggu...
Izzah Kholisah Albayti
Izzah Kholisah Albayti Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Universitas Airlangga

Mahasiswa Universitas Airlangga

Selanjutnya

Tutup

Parenting

Ibu Amoral, Dimana Letak Peran Sebagai Keibuannya?

16 Juni 2024   17:14 Diperbarui: 16 Juni 2024   17:15 55
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Parenting. Sumber ilustrasi: Freepik

Warganet (pengguna sosial media) dihebohkan dengan video viral yang sempat beredar beberapa waktu lalu  di sosial media yang berisi cuplikan seorang ibu muda berinisial R (22 tahun) tengah melecehkan anak kandungnya yang berusia lima tahun karena diperdaya oleh salah satu akun facebook yang bernama “Icha Syakila” untuk mengirimkan foto tanpa busana dengan iming iming akan dikirimkan sejumlah uang.

Setelah videonya viral di media sosial, sang ibu pun menyerahkan diri ke polisi. Tersangka R dijerat dengan pasal berlapis atas perbuatannya, yaitu Pasal 45 ayat (1) jo Pasal 27 ayat (1) UU 1/2024 tentang Perubahan Kedua UU 11/2008 tentang Informasi dan Transaksi Elektronik; UU Pornografi, yaitu Pasal 29 jo Pasal 4 ayat (1) UU 44/2008; serta Pasal 76 UU 35/2014 tentang Perubahan UU 23/2002 tentang Perlindungan Anak.

Fakta menyesakkan ini bukan sekali terjadi tetapi kasus orang tua mencabuli anak sendiri makin marak. Orang tua yang seharusnya menjadi tempat berlindung paling aman dan nyaman untuk anak, justru terlibat dalam kejahatan seksual. Ada ibu mencabuli anaknya, ada bapak meruda paksa anak perempuannya, ada anak mencabuli ibunya, dan masih banyak kasus lainnya.

Hal ini sungguh bertentangan dengan fitrah seorang ibu yang harusnya melindungi anaknya, mirisnya lagi hal ini terjadi karena sang ibu terdesak kebutuhan ekonomi dan di janjikan sejumlah uang. Dari kasus ini dapat dilihat bahwa permasalahan ekonomi dapat membuat seorang ibu yang harusnya melindungi anaknya justru kehilangan akal dan rusaknya hati nurani. 

Tentu saja hal ini juga dipengaruhi oleh lemahnya iman sehingga menyebabkan diambilnya jalan pintas untuk mendapatkan sejumlah uang untuk memenuhi kebutuhan  meskipun melakukan sesuatu yang melanggar aturan Allah.

Hal ini pastinya sangat berkaitan erat dengan sistem yang  tegak saat ini, yaitu sistem sekuler kapitalisme, sistem ini menyebabkan hilangnya tanggung jawab negara dan penguasa yang adil dan peduli pada nasib masyarakat meriayah (melayani).

Akibat hasil buah sistem kehidupan sekuler ini telah mengikis keimanan  manusia secara drastis. Hari ini kehidupan masyarakat semakin jauh dari nilai-nilai Islam. Tontonan, tayangan, film, konten yang berbau seksual dan tidak senonoh, lebih banyak menghiasi layar gadget dan media sosial. Jika hal ini terus dibiarkan, generasi kita akan terancam sebuah malapetaka rusaknya moral generasi tidak ada habisnya. 

Walhasil, generasi makin liar akibat gaya hidup sekuler liberal yang dijajakan melalui tontonan dan lingkungan. Perbuatan R bisa jadi adalah hasil kesalahan dan sangat jauh dari pola asuh dalam mendidik generasi semestinya. Secara fitrah, seharusnya seorang ibu memiliki naluri keibuan dan kasih sayang yang sangat besar terhadap anak. 

Namun, kehidupan sekuler bisa mengikis habis naluri tersebut. Situasi buruk ini terjadi karena masyarakat hidup dalam sistem sekuler kapitalisme.Berbeda di  dalam kehidupan sistem Islam kaffah, individu dan masyarakat tidak akan mengalami hal-hal tersebut karena islam menjamin individu, masyarakat, maupun negara dalam ketakwaan yang kuat, senantiasa menaati syariat, selalu bersyukur dan bersabar dalam setiap keadaan hidup.

Demikian halnya budaya amar makruf nahi munkar menjadi suatu hal yang pasti di tengah masyarakat. Negara pun ikut berperan dalam mengayomi dan menjamin kesejahteraan masyarakat dan membuat kebijakan yang menjaga ketakwaan dan aqidah masyarakat sehingga masyarakat berada dalam kewarasan akal dan hati nurani pada standar yang mulia, Sehingga akhirnya setiap individu baik anak-anak maupun  ibu akan terlindungi dan sejahtera hidupnya.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Parenting Selengkapnya
Lihat Parenting Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun