Klaten, Jawa Tengah, dikenal sebagai daerah seribu umbul, meskipun data BPS Klaten menunjukkan hanya ada 174 mata air yang layak disebut umbul. Salah satu yang paling terkenal adalah Umbul Manten, sebuah pemandian alami yang terletak di Desa Sidowayah, Kecamatan Polanharjo, Kabupaten Klaten. Kejernihan airnya yang luar biasa dan suasana teduh yang dihasilkan oleh pepohonan besar di sekitarnya membuat Umbul Manten menjadi destinasi yang menenangkan dan menyegarkan. Namun, di balik pesona alamnya, terdapat kisah legenda memilukan yang membuat tempat ini semakin menarik.
Umbul Manten menawarkan air yang begitu jernih hingga sering kali diibaratkan seperti kaca. Kejernihan ini tidak hanya menarik pengunjung lokal, tetapi juga wisatawan dari berbagai daerah. Menurut Pak Hartoyo, seorang penduduk setempat, keistimewaan Umbul Manten terletak pada kejernihan airnya yang luar biasa.
Perjalanan menuju Umbul Manten memakan waktu sekitar 1 hingga 2 jam dari kota Jogja atau Solo. Letak geografis Klaten yang berada di kawasan pegunungan, termasuk dekat dengan gunung berapi, menjadikan daerah ini kaya akan mata air alami. Mata air ini, khususnya di wilayah Tulung, Polanharjo, dan Kebonarum, telah menjadi bagian dari keseharian masyarakat setempat dan dirawat dengan baik sebagai anugerah yang harus selalu disyukuri.
Kisah hilangnya sepasang pengantin ini menambah daya tarik magis dan mistis pada Umbul Manten. Beberapa orang percaya bahwa tempat ini memiliki penguasa gaib yang suka mengganggu pengunjung, sehingga menambah kesan angker dan sunyi di sekitar Umbul. Sekitar tahun 2010, seorang investor tertarik mengelola Umbul Manten sebagai objek wisata, tetapi warga setempat tidak berani gegabah. Ritual adat dilakukan untuk meminta keselamatan kepada Tuhan serta menghormati leluhur dan penunggu gaib Umbul Manten.
Seiring waktu, popularitas Umbul Manten sebagai tempat wisata semakin meningkat. Pada tahun 2016, pengelolaan Umbul Manten diambil alih oleh masyarakat setempat melalui Badan Usaha Milik Desa (BUMDes). Sejak itu, fasilitas di Umbul Manten terus berkembang, namun kualitas airnya tetap terjaga dengan baik. Umbul ini juga menjadi ramai oleh wisatawan yang tertarik dengan kejernihan airnya yang istimewa dan fasilitas yang cukup lengkap, termasuk kolam-kolam untuk terapi ikan dan bermain anak-anak.
Selain kisah legenda sepasang pengantin, keunikan Umbul Manten juga terletak pada adanya sejenis siput kecil yang disebut sumpil. Menariknya, jika siput biasanya memiliki ujung lancip, sumpil di Umbul Manten justru tumpul, seolah ada yang memotong ujungnya. Fenomena ini diyakini berkaitan dengan seorang tokoh sakti yang mengutuk siput-siput tersebut karena menyebabkan cedera pada putri keraton yang mandi di Umbul Manten.
Pengelolaan yang baik dan fasilitas yang terus dikembangkan menjadikan Umbul Manten sebagai destinasi wisata yang menarik minat banyak orang. Omset terakhir yang dilaporkan mencapai miliaran rupiah, memberikan pemasukan signifikan bagi desa setempat. Tiket masuk yang terjangkau, hanya Rp10.000 per orang, membuat tempat ini semakin ramai, terutama menjelang musim liburan dan acara adat seperti Padusan, ritual membersihkan diri sebelum menjalankan ibadah puasa.