Mohon tunggu...
Izza Ainul Yaqin
Izza Ainul Yaqin Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa 23107030066 UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta

Just a Dreamer

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Transformasi Kesehatan Primer: Mengapa Posyandu Harus Jadi Prioritas Utama?

10 Juni 2024   04:57 Diperbarui: 10 Juni 2024   05:27 163
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi poster untuk masyarakat terkait posyandu | Sumber : Kelurahanpurwosari.com

Transformasi layanan kesehatan primer merupakan salah satu bagian dari 6 (enam) pilar transformasi kesehatan. Salah satu upaya transformasi primer adalah kegiatan Posyandu (Pos Pelayanan Terpadu). Kegiatan Posyandu dipelopori oleh ibu Tien Soeharto dan semakin berkembang di kalangan masyarakat. Posyandu menghadirkan pelayanan kesehatan rutin pada anak, ibu hamil dan menyusui, remaja, serta lansia. Posyandu berperan penting dalam memajukan kesehatan masyarakat. 

Kementerian Kesehatan RI berkomitmen untuk melaksanakan transformasi kesehatan menyeluruh untuk memperkuat sistem kesehatan di Indonesia. Transformasi layanan kesehatan primer merupakan bagian dari salah satu dari 6 (enam) pilar transformasi kesehatan, yang bertujuan  memberikan layanan kesehatan primer yang komprehensif dan berkualitas kepada seluruh penduduk Indonesia, baik individu maupun kelompok masyarakat. Pelayanan kesehatan primer diakui sebagai pendekatan  seluruh masyarakat yang bertujuan untuk menjamin tingkat kesehatan, kesejahteraan dan kesetaraan setinggi mungkin  dengan berfokus pada kebutuhan masyarakat dan sedini mungkin. Promosi kesehatan dan pencegahan penyakit melalui pengobatan, rehabilitasi dan perawatan paliatif dan sedekat mungkin dengan lingkungan. 

Berbagai kegiatan yang dilaksanakan dalam lingkup rutinitas posyandu | Instagram (@puskesmaspagedangan)
Berbagai kegiatan yang dilaksanakan dalam lingkup rutinitas posyandu | Instagram (@puskesmaspagedangan)

Transformasi layanan primer merupakan pilar pertama pelayanan kesehatan yang difokuskan pada pencegahan, salah satunya adalah Posyandu (Pos Pelayanan Terpadu).  Posyandu merupakan salah satu bentuk Upaya Kesehatan Bersumberdaya Masyarakat (UKBM) yang dilaksanakan oleh masyarakat,  bersama masyarakat, untuk memberdayakan dan memberikan kemudahan kepada masyarakat guna memperoleh pelayanan kesehatan bagi ibu, bayi dan anak balita (Kementerian Kesehatan RI 2012). 

 Sejarah Posyandu di Indonesia diawali ketika tahun 1971, ketika pemerintah Indonesia mencanangkan Program Pengembangan Desa (PDD). Pos Pelayanan Terpadu (Posyandu) didirikan untuk upaya menghadirkan pelayanan kesehatan dasar kepada masyarakat di tingkat desa. Pembentukan Posyandu ini merupakan inisiatif dari istri Presiden ke-2 Soeharto, yaitu Ibu Tien Soeharto, yang saat itu menjabat Ketua Organisasi Pemberdayaan Kesejahteraan Keluarga (PKK) Indonesia. 

Posyandu pada awalnya digerakkan oleh PKK dan yang bekerja sama dengan petugas kesehatan setempat, ibu-ibu desa, dan masyarakat. Posyandu pada awalnya dijalankan oleh PKK dan merupakan kerja sama antara petugas kesehatan setempat, perempuan desa, dan masyarakat. Tujuan utama posyandu adalah meningkatkan kualitas hidup, menurunkan angka kematian ibu dan bayi serta mengembangkan  kesadaran masyarakat akan pentingnya kesehatan. Pada tahun 1984, Posyandu diresmikan oleh pemerintah sebagai program nasional  dan dikelola oleh Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. Program Posyandu terus berkembang dan mengalami banyak perubahan seiring dengan perubahan kebijakan dan peningkatan pendekatan  pelayanan kesehatan masyarakat.

Ilustrasi petugas kesehatan yang memberikan pelayanan rutin terhadap kesehatan balita | Sumber : AI
Ilustrasi petugas kesehatan yang memberikan pelayanan rutin terhadap kesehatan balita | Sumber : AI

Posyandu menghadirkan pelayanan kesehatan rutin pada anak seperti imunisasi atau vaksin, penimbangan berat badan, pengukuran tinggi badan dan pemeriksaan kesehatan lainnya. Hal ini memungkinkan masalah kesehatan dapat diidentifikasi dengan cepat. Berkat posyandu, tumbuh kembang anak  diukur dan dicatat secara rutin. Posyandu menunjang tanda-tanda pertumbuhan yang tidak normal atau lambat. Dengan demikian, anak yang membutuhkan perhatian khusus dapat dirujuk ke fasilitas kesehatan yang lebih spesifik. 

Posyandu juga menyampaikan edukasi bagi ibu dan keluarga mengenai kesehatan anak, gizi, perawatan bayi, dan praktik kesehatan. Selain pelayanan anak, Posyandu juga memberikan pelayanan kesehatan bagi ibu hamil dan menyusui. Mereka mendapat informasi tentang kesehatan kehamilan, persalinan, dan perawatan nifas. Posyandu bermitra dengan petugas kesehatan setempat, seperti bidan, perawat, dan bidan tradisional, untuk memberikan layanan kesehatan yang komprehensif, memperkuat hubungan antara masyarakat dan fasilitas kesehatan di wilayah tersebut, memberikan akses yang lebih mudah dan harga yang lebih terjangkau bagi masyarakat setempat. 

Tidak hanya melayani balita dan ibu hamil, ada 3 jenis posyandu yang dilakukan di masyarakat yaitu, pelayanan Posyandu Balita, Posyandu Remaja, dan Posyandu Lansia. Posyandu Balita melayani ibu hamil, bersalin, nifas, bayi, Balita, dan pra sekolah. Posyandu Remaja mencakup layanan usia sekolah dan remaja, serta usia Produktif. Dan yang terakhir Posyandu Lansia melayani orang lanjut usia. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun