#AllEyesOnRaffah menjadi sebuah contoh nyata bagaimana kekuatan media sosial dapat digunakan untuk tujuan kemanusiaan. Dengan lebih dari 50 juta repost pada platform Instagram, kampanye ini menunjukkan bahwa solidaritas global dapat diwujudkan melalui platform digital, membawa perhatian dunia pada isu-isu penting yang membutuhkan tindakan kolektif. Melalui hashtag ini, suara-suara dukungan kepada Palestina dapat terdengar lebih luas, memicu dialog, dukungan, dan aksi nyata dari masyarakat internasional.
Awalnya hastag ini mendadak viral di Instagram, digunakan oleh jutaan pengguna untuk menunjukkan solidaritas terhadap sebuah isu kemanusiaan yang menentang atas tindakan Israel di Raffah, sebuah wilayah yang menjadi pusat perhatian dunia. Hashtag ini mengundang perhatian global dan mencapai lebih dari 50 juta repost, menciptakan gelombang dukungan yang masif di platform media sosial tersebut.
Setelah kesuksesan hashtag #AllEyesOnRaffah yang berhasil menarik perhatian dunia terhadap kondisi di Raffah, kini muncul gerakan baru di media sosial yang menyerukan boikot terhadap produk-produk yang dianggap pro-Israel. Gerakan ini mendapatkan momentum dari keberhasilan kampanye sebelumnya dan berharap dapat meneruskan gelombang solidaritas global.Â
Gerakan ini adalah seruan kolektif untuk menghentikan pembelian dan penggunaan produk-produk yang diidentifikasi sebagai pro-Israel. Tujuan utama gerakan ini adalah untuk memberikan tekanan ekonomi pada perusahaan-perusahaan tersebut sebagai bentuk protes terhadap kebijakan dan tindakan yang dilakukan oleh Israel di Palestina.
Ditambah lagi berbagai kelompok aktivis, organisasi kemanusiaan, dan individu yang sebelumnya terlibat dalam kampanye #AllEyesOnRaffah. Mereka menggunakan platform media sosial untuk menyebarkan informasi tentang produk dan perusahaan yang harus diboikot. Dukungan juga datang dari tokoh-tokoh masyarakat dan influencer yang memiliki pengaruh besar di media sosial.
Gerakan boikot ini mulai mendapatkan perhatian publik segera setelah kampanye #AllEyesOnRaffah mencapai puncaknya. Sekitar akhir Mei 2024, seruan untuk boikot mulai muncul secara intens di berbagai platform media sosial, termasuk Instagram, Twitter, dan Facebook. Sampai kini gerakan yang mendukung boikot produk pro-israel itu sudah di repost lebih dari 1,3 Juta kali di Instagram.
Dalam filter Instagram yang berisikan foto-foto brand yang diindikasi Pro-Israel tersebut tercetak dalam selembar kertas. Berikut adalah daftar beberapa produk dan merek di Indonesia yang diduga memiliki afiliasi dengan Israel dan sering menjadi target boikot:
1. Unilever Products: Dove, Lifebuoy, Pepsodent, Rexona, Sunlight, Sunsilk, Wipol
2. Nestle Products: Nescafe, Milo, KitKat
3. PepsiCo Products: Pepsi, Lays, Doritos
4. Procter & Gamble Products: Pantene, Head & Shoulders, Pampers
5. Coca-Cola Products: Coca-Cola, Sprite, Fanta
6. Food and Beverage Chains: McDonald's, KFC, Burger King, Starbucks
7. Others: Danone (produces Aqua), Sariwangi (Lipton), Oreo (Mondelez)
Merek-merek ini sering dikaitkan dengan Israel melalui berbagai aktivitas bisnis, investasi, atau dukungan langsung dan tidak langsung terhadap kebijakan Israel. Namun, perlu dicatat bahwa informasi yang beredar dapat bervariasi, dan tidak selalu ada konfirmasi resmi mengenai keterkaitan langsung semua produk ini dengan kebijakan Israel.
Meski demikian, penting untuk mencatat bahwa tidak semua informasi yang beredar di media sosial dapat diverifikasi kebenarannya, dan beberapa pihak, termasuk MUI, telah menyatakan tidak merilis daftar resmi produk-produk yang harus diboikot.