Tugu Pancasila yang terletak di tengah Kota Blora berdiri, berbagai pembaharuan dan renovasi telah dilakukan mulai dari penambahan kolam juga paping pada bundaran tugu untuk menambah nilai Estetika dan Perbaikan. Namun kabar kurang menyenangkan datang malam tadi Selasa (27/2), pasalnya monumen yang menjadi pusat dan pertemuan arus lalu lintas itu harus kembali alami perbaikan.Â
Sudah 47 tahun monumenDilihat pada postingan diakun Instagram @infoblora.id telah terjadi insiden kolam disisi barat jebol dan sebabkan air mengucur deras ke jalanan, insiden ini terjadi karena adanya truk yang nyangkut saat melewati bundaran. Sampai artikel ini diterbitkan belum ada informasi lebih lanjut mengenai sopir truk yang dikabarkan kabur setelah kejadian.Â
Laporan sampai pagi ini Rabu (28/2) air dalam kolam sudah terkuras habis mengalir ke jalanan. Namun tentunya Dinas Perumahan, Permukiman dan Perhubungan(Dinrumkimhub) Kabupaten Blora akan gerak cepat guna tanggulangi insiden tersebut.
Tugu Pancasila, diresmikan Bupati Blora Soepadi Joedodarmo pada 5 Oktober 1977, Blora pantas jadi Kota Perjuangan. Sebuah monumen yang mendalamakan nilai-nilai dasar Pancasila, mengukir cerita megah di pusat kota Blora. Sebagai lambang filosofi dan ideologi negara Indonesia, tugu ini berdiri kokoh, memancarkan pesona yang melibatkan masyarakat setempat dalam semangat kebangsaan.Â
Dengan desain yang penuh simbol, tugu ini menjadi tiang penyangga persatuan, keadilan, kesejahteraan, kerakyatan, dan ketuhanan. Tugu Pancasila Blora ini berada tepat di tengah-tengah empat jalan besar di Kota Blora, di Jalan A Yani, kemudian Jalan Pemuda, juga Jalan Sudirman dan juga Jalan Gunandar Blora.Â
Dilansir dari harianblora.com Tugu Pancasila Blora pantas menjadi ikon Blora Kota Perjuangan. Sebab, dibandingkan dengan kabupaten lain, Kabupaten Blora lebih majemuk dan memiliki nilai sejarah dan filosofi tinggi. Substansi dari sila-sila tersebut menggambarkan bahwa Tugu Pancasila Blora membuktikan semangat warga Blora memiliki gairah perjuangan luar biasa melawan penjajahan. Tak heran, banyak tokoh-tokoh besar lahir dan besar di Blora dan berperan dalam kemajuan Indonesia.
Tugu Pancasila di Blora bukan sekadar struktur fisik. Ia adalah tempat yang sarat makna, sering dijadikan panggung untuk upacara resmi dan peringatan hari besar nasional. Sejalan dengan nilai-nilai Pancasila, keberadaannya menguatkan semangat kebangsaan dan menciptakan rasa cinta terhadap ideologi negara. Kombinasi elemen arsitektur dan nilai-nilai dalam tugu ini membuatnya menjadi ikon inspiratif, mengingatkan akan pentingnya menjaga persatuan dan kesatuan dalam bingkai negara yang diawali oleh Pancasila.
Tugu Pancasila di Blora dengan jelas mencerminkan esensi dari lima nilai dasar Pancasila:
1. Persatuan: Dalam bentuk dan desainnya, tugu ini mempromosikan dan menegaskan pentingnya persatuan. Ia memberikan pengingat akan arti bersatu padu, meskipun dari latar belakang yang beragam.
2. Keadilan: Simbol-simbol Pancasila yang terpahat di tugu memaknai arti keadilan. Hal ini mengajak masyarakat untuk menanamkan keadilan dalam setiap aspek kehidupan.
3. Kesejahteraan: Desain tugu mencerminkan konsep kesejahteraan, mengingatkan akan kebutuhan untuk menciptakan kondisi sejahtera bagi seluruh rakyat.
4. Kerakyatan: Dalam penempatannya dan lambang-lambang yang digunakan, tugu ini mencerminkan nilai kerakyatan. Rakyat sebagai fokus utama pembangunan dan kekuatan negara.
5. Ketuhanan: Simbol-simbol keagamaan yang diwakili di tugu menghormati dan mengjunjung tinggi nilai ketuhanan maha esa sebagai fondasi utama Pancasila.
Tugu Pancasila di Blora bukan hanya artefak bersejarah. Melalui simbolisme dan arsitektur, tugu ini menjelaskan dan mewakili nilai-nilai Pancasila. Sebagai objek arsitektur yang mencolok, tugu ini berperan sebagai penanda dan pengingat bagi masyarakat tentang prinsip-prinsip yang mendasari ideologi Pancasila sebagai dasar negara Indonesia.
Dengan partisipasi aktif dalam upacara-upacara nasional dan kegiatan masyarakat, Tugu Pancasila di Blora memainkan peran penting dalam memperkuat jalinan kebangsaan. Kehadirannya melampaui batas fisik, menciptakan kesadaran akan pentingnya memelihara nilai-nilai Pancasila dalam setiap lapisan masyarakat.