Mohon tunggu...
Noer Izza Kusumawardani
Noer Izza Kusumawardani Mohon Tunggu... pegawai negeri -

menulis sekaligus belajar...

Selanjutnya

Tutup

Filsafat

Maka, Berlapangdadalah

22 September 2011   22:51 Diperbarui: 26 Juni 2015   01:42 190
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Filsafat. Sumber ilustrasi: PEXELS/Wirestock

[caption id="attachment_136764" align="aligncenter" width="300" caption="pic. by google"][/caption] Hati seluas samudera bukan berarti tidak pernah bergelombang

Hidup di dunia hanyalah sekejap mata. Tapi, keindahan dan gemerlapnya dunia mampu membius manusiasehingga rasanya tak cukup jika hanya hidup seribu tahun. Disisi lain, masalah demi masalah seakan berkejar-kejaran seperti lomba lari tanpa finish. Sampai ada yang bilang hidup identik dengan masalah. Mmm… sampai separah itukah ?

Siapapun tidak pernah terlepas dari masalah. Meski bayi sekalipun. Pernahkah terpikirkan oleh Anda bagaimana refleks bayi bisa muncul ? Refleks menghisap bayi muncul ketika dia merasakan haus dan harus minum. Jadi, masalah yang dihadapipun sesuai dengan kadar kemampuannya sebagai seorang bayi. Tentunya seiring dengan bertambahnya usia masalah yang muncul juga akan semakin kompleks. Pokoknya, selama nyawa masih dikandung badan masalah akan tetap ada. Dimanapun dan kapanpun masalah bisa datang sewaktu-waktu tanpa diminta. Kehadirannya pun selalu tanpa permisi.

Jika adanya masalah tidak bisa dilepaskan dari sebuah kehidupan, maka tidak ada gunanya manusia terpaku pada keberadaan masalah itu sendiri. Ke-terpaku-an manusia terhadap masalah yang dihadapinya justru akan menghambat perjalanan hidupnya. Padahal, waktu tidak bisa diputar mundur.

Kesempurnaan akal pikiran manusia harusnya mampu menjadikan masalah sebagai jalan untuk mengantarkan dia kedalam kata “ kesempurnaan “. Meski tidak ada manusia yang sempurna, karena kesempurnaan hanyalah milik Allah, tetapi berusaha untuk melakukan segala sesuatu secara sempurna tetaplah sebuah kewajiban. Termasuk dalam hal hubungannya dengan Sang Pencipta.

Manusia diciptakan dalam bentuk yang sempurna. Tetapi, manusia juga diciptakan selalu berkeluh kesah. Sepertinya statement itu saling bertentangan. Padahal sebenarnya tidak. Maha Suci Allah dari segala kekeliruan, karena Allah Maha Sempurna. Kesempurnaan manusia adalah dikarenakan adanya akal pikiran dan hati, yang tidak dimiliki oleh makhluk lain. Dan karena Allah mengetahui sifat manusia yang tak terlepas dari keluh kesah, maka Allah pun telah menyediakan tempat terbaik sebagai tempat curhat yang selalu terbuka tanpa batas waktu dan tempat. Yaitu kepada-Nya.

Kenalilah Dia dengan hatimu, maka kau akan sampai kepada-Nya, insya Allah.

Karena masalah tidak pernah ada hentinya, pola pikir yang hanya fokus pada masalah sebaiknya diubah menjadi fokus pada solusi. Solusi yang bisa menyelesaikan masalah tanpa menimbulkan masalah baru. Solusi yang membawa kepada kebaikan. Solusi yang disampaikan dengan pemikiran yang logis dan rasional. Solusi yang bisa mengantarkan manusia menuju kesempurnaan.

Diam adalah emas.

Dikatakan emas karena kadang diam menjadi sikap yang sangat berharga. Tetapi sebenarnya ke-berhaga-an sebuah sikap terletak pada ketepatan waktu dan tempat saat sikap itu diperlukan. Ada banyak sikap yang berbeda terhadap satu masalah yang sama karena adanya perbedaan pola pikir yang didasari oleh perbedaan latar belakang, pergaulan, sosial ekonomi, pendidikan, dan sebagainya. Dan, perbedaan adalah sebuah keniscayaan yang tidak mungkin bisa dihindari, meski tetap harus diikuti oleh sikap yang lain yaitu saling menghormati. Sehingga, perbedaan seberapapun jauhnya masih tetap bisa membawa kedamaian.

Berlapang dada atau berbesar hati dalam menilai setiap permasalahan yang muncul bisa memberikan jalan yang mudah untuk mendapatkan solusi tanpa menyakiti. Bukankah Indonesia adalah sebuah Negara yang ber-Bhinneka Tunggal Ika. Bukankah tidak ada satupun manusia yang sama ? Bukankah tidak ada satupun manusia yang tidak pernah melakukan kesalahan ? Bukankah setiap warga negara berhak menyampaikan pendapat ? Bukankah manusia tidak pernah lepas dari masalah ? Dan, bukankah hidup adalah ujian ?

Maka, berlapangdadalah… dan rasakanlah kedamaian di dalam jiwa. ^__^

Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun