Â
"Siap, Kak Nia!" Jawab keduanya serempak sambil berlari menuju Ibu mereka.
Â
Senyum bahagia terpancar di wajah Eugenia.
 Â
Sejak ibunya mengalami peristiwa kecelakaan enam bulan yang lalu, maka segala pekerjaan yang biasanya dilakukan ibunya menjadi tanggung jawab Eugenia untuk mengerjakannya. Mulai dari membersihkan rumah, mengurus kedua adiknya  sampai bekerja di dapur dan merawat ibunya. Mereka hidup dari uang pensiun ayahnya  yang telah kembali ke sisi Tuhan Setahun yang lalu.Â
Tentu saja uang pensiunan ayahnya sebagai seorang pegawai gol IIIa tidak cukup untuk mebiayai kebutuhan Eugenia, ibu, dan kedua adiknya. Apalagi harus membiayai sekolahnya. Oleh sebab itu Eugenia harus ekstra kerja keras setelah pulang dari sekolah untuk menyiapkan jajanan yang akan dijual oleh kedua adiknya keliling kampung. Â
Eugenia tidak pernah putus asa, ia yakin bahwa mendung itu tak berarti hujan. Persoalan yang dihadapi bersama keluarga tidak selamanya akan terus begini. Suatu saat nanti akan ada mentari yang bersinar cerah.
Â
Â
Â