Ini adalah beberapa puisi yang saya tulis ketika saya kelas dua SMK. Saat itu umur saya kira-kira 18 tahun. Puisi ini kebanyakan saya ketik ketika saya sedang frustasi. Karena itu saya kerap menyebutnya "puisi galau". Oh, iya puisi ini juga saya posting di sebuah blog : http://izkykurnia.blogspot.com/ untuk memenuhi tugas membuat blog, karena lupa passwordnya jadi ndak pernah saya buka lagi Berikut Puisinya : Pujangga Langit syair-syair indah telah turun dari atap bumi puisi-puisi telah mengalir ke lautan kata serpihan wangi telah jatuh dari langit kau pun menunggu ku di atas awan putih pujanggaku, rangkaikan kata-kata manis tuk kukirimkan bersama merpati yang terbang di antaramu tuk damaikan hati dari rindu yang menyiksanya dan siramkan embun di setiap paginya tuk sejukkan jiwa yang terenggut sepi Katakanlah padanya bahwa rasa ini takkan mati bahwa bayangnya slalu terbang memaanggilku Katakanlah bahwa diriku kan mendekapnya meski itu kan terwujud dalam mimpi pujanggaku,sampaikan pintaku untuknya tuk abadikan cintaku yang tlah tercipta Rengkuh Sayapmu
Makna-makna hari kan hilang seiring dirimu tlah berubah menjadi awan hitam diantara langit yang ciptakan badai dalam tangisku Rengkuh sayapmu,akankah kan slalu menaungiku? dan melindungiku dari tetes air mata yang jatuh? akankah rengkuh sayapmu dapat hangatkan pagiku? dan akankah itu dapat teduhkanku dari siangku yang panas? Jawablah dengan satu senyum di bibirmu yang manis jawab dengan beningnya kata hatimu karna dengan rengkuhan sayapmu ku kan dapat tuliskan kisahku kembali dengan tinta biru yang tlah kau berikan Pengecut
Biarkan masa lampaumu terinjak bagai bangkai biarkanlah,walau itu seindah langit pagi. Karna itu hanya pintu yang tlah tertutup. Karna pintu masa depanmu terbuka lebar Biarkan pagi menyapa hari barumu,coba merangkak diatas kenyataanmu katakan"inilah kejujuran sejati"dalam nuranimu. Jiwamu terbersit kegelapan yang tiada batas meronta menanti keajaiban datang.Hapus tetes dipipimu,bangunlah karna tiada badai yang tak bisa usai.Karna tiada yang perlu kau takutkan selain kebenaran Tuhan,yang telah kau dengarkan Pemimpi
pemimpi,bukalah harimu tuk telusuri jiwa sepi terjemahkan semua anganmu dalam lakumu biarkan semua masa silammu tertutup kedalam catatan hikmahmu pemimpi,angankan sang bidadari kan turun,bawakan sepasang sayap untukku dan berikan riuh kisah dua cucu adam kisah ketautan hati antara mereka pemimpi,rayakan imajinasimu lewati bunga tidurmu ungkapkan rasamu kedalam dinding batas yang takkan pernah mampu tuk merubah jalanmu pemimpi,bukalah matamu,tataplah dunia nyatamu!
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H
Lihat Puisi Selengkapnya