Mohon tunggu...
Deandra Syarizka
Deandra Syarizka Mohon Tunggu... -

Panggil aku Izka. Aku mahasiswa jurnalistik. Aku menyenangi dan menikmati seni, apa pun bentuknya, apalagi teater. Aku perempuan yang berusaha untuk sadar dan peduli atas nasib kaumnya. Aku menulis, sebagai kepanjanganku dari berbicara.

Selanjutnya

Tutup

Inovasi Artikel Utama

Ponsel Bagi Difabel

6 April 2010   01:36 Diperbarui: 26 Juni 2015   16:58 320
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Kaum difabel (people with different ability-red) adalah salah satu kaum minoritas yang masih terpinggirkan hak-haknya, termasuk dalam hal ini pemenuhan atas kebutuhan teknologi. Teknologi yang semakin hari semakin canggih tidak sejalan dengan penyesuaian teknologi tersebut terhadap perbedaan yang mereka miliki. Padahal, sebagai manusia, kaum difabel memiliki hak yang sama untuk memperoleh edukasi dan informasi. Beruntunglah, masih terdapat ilmuwan-ilmuwan yang peduli dengan kebutuhan khusus mereka. Maka diciptakanlah teknologi-teknologi canggih yang cara operasionalnya disesuaikan dengan kebutuhan mereka dengan tujuan agar perbedaan yang dimiliki oleh kaum difabel tidak menjadi penghalang mereka untuk menikmati kecanggihan teknologi, menjadi manusia yang "melek teknologi". Visual Sound

Pratt, mahasiswa Suhyun Kim cukup prihatin dengan kaum difabel tunarungu dan ingin mereka untuk menikmati teknologi seperti halnya yang kita lakukan. Visual Sound adalah sebuah ponsel untuk tuna rungu yang mengubah input suara ke teks dan input teks ke suara. Desain ini memiliki dua pilar praktis yang gulir samping untuk mengekspos tampilan roll-out. Untuk berkomunikasi, difabel cukup memasukkan teks ke dalam layartouchscreen, yang akan dikonversi menjadi suara simulasi untuk orang di ujung telepon dan sebaliknya. Kelemahannya terdapat pada waktu yang dibutuhkan untuk input teks dan mengkonversi ke suara. Hal itu dapat mencegah panggilan jarak jauh, tapi satu sisi jauh lebih baik dan manusiawi dibandingkan meminta orang lain untuk menjadi penerjemah. Squibble
Proyek ini disebut "Squibble Portable Braille Interface". Pada dasarnya adalah mesin pesan teks untuk difabel tunanetra. Perangkat ini berfungsi dengan baik menggunakan karakter braille dan simbol-simbol lain mudah dikenali pada grid titik sentuhan unik. Setiap titik singgung dengan bekerja di lain yang menghadirkan keypad interaktif yang sangat baik. Pad juga bekerja dengan pewarnaan kontras tinggi untuk membantu dalam belajar jika pengguna secara bertahap kehilangan penglihatan. sangat fashionable. Saat ini sedang diteliti dan dikembangkan untuk produksi. Dampak Kehadiran ponsel bagi kaum difabel tersebut akan menghadirkan manfaat-manfaat yang sangat terasa bagi kehidupan mereka sehari-hari. Dalam bidang komunikasi, perbedaan yang mereka miliki tidak akan menjadi hambatan yang berarti bagi proses komunikasi yang mereka lakukan dalam kehidupan sehari-hari. Kehadiran ponsel bagi difabel ini juga akan menumbuhkan rasa percaya diri bagi mereka serta menumbuhkan keyakinan bahwa mereka dapat menikmati kecanggihan teknologi seperti halnya kaum mayoritas pada umumnya. Penciptaan teknologi bagi difabel juga adalah bukti bahwa perbedaan yang mereka miliki tidak dapat dijadikan alasan untuk perlakuan diskriminasi, termasuk dalam hal minimnya pengadaan alat teknologi dan informatika bagi mereka. Di bidang ekonomi, munculnya satu perusahaan yang peduli terhadap penyediaan teknologi bagi difabel akan memunculkan "gairah" persaingan bisnis yang baru di antara perusahaan-perusahaan teknologi lainnya. Hal tersebut akan menghasilkan efek positif terhadap difabel, yakni dengan maraknya bermunculan barang-barang teknologi terbaru yang sesuai dengan kebutuhan mereka. Di bidang politik, kehadiran teknologi bagi difabel akan memungkinkan para calon elite politik untuk berkampanye politik melalui media-media yang tidak hanya dapat diakses oleh kaum mayoritas (baca: "normal"), tetapi juga kaum minoritas seperti difabel. Dengan adanya teknologi bagi kaum difabel dapat memicu peningkatan partisipasi difabel dalam kegiatan politik seperti pemilu. daftar rujukan: http://www.yankodesign.com/2009/12/07/keeping-in-touch-get-it/ http://www.yankodesign.com/2010/01/25/deaf-phone/

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun