Mohon tunggu...
Nur Izzah
Nur Izzah Mohon Tunggu... -

Mahasiswi Sekolah Tinggi Analis Bakti Asih Bandung

Selanjutnya

Tutup

Politik

Siapa yang Akan Menyelamatkan Perempuan dan Anak-Anak Muslim di Republik Afrika Tengah (Car)?

8 April 2014   04:33 Diperbarui: 23 Juni 2015   23:56 58
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

SIAPA YANG AKAN MENYELAMATKAN PEREMPUAN

DAN ANAK-ANAK MUSLIM DI REPUBLIK AFRIKA TENGAH (CAR)?

Sejak 1 Februari 2014, propaganda genosida yang kejam dan sistematis telah dilancarkan terhadap kaum Muslim yang tak berdaya di wilayah Afrika Tengah. Perempuan dan anak-anak kaum Muslim yang tinggal di daerah Bangui telah menjadi target tindakan barbar yang tidak terbayangkan. Pejabat UNICEF di wilayah tersebut“merasa takut dengan kekejaman dan kekebalan hukum, dimana anak-anak dibunuh dan dimutilasi”. Pada 14 Februari, sebuah laporan PBB menyatakan bahwa 133 anak-anak telah dibunuh dan menjadi cacat. Pada 3 Januari 2014, kantor berita internasional melaporkan peristiwa pemenggalan kepala 2 anak diantara sekian banyak laporan terdokumentasi atas tindakan-tindakan serupa terhadap umat Islam. Para pejabat UNICEF telah menyatakan bahwa anak-anak“menjadi sasaran langsung dalam serangan balas dendam yang mengerikan hanya karena agama mereka,”(seperti yang dilaporkan oleh Manuel Fontaine, Souleymane Diabate).

Konflik di CAR meletus setelah milisi Kristen Anti Balaka melancarkan serangan terkoordinasi terhadap kelompok Muslim Seleka yang pernah menggulingkan pemerintah Maret lalu. Sayangnya, milisi Kristen justru menargetkan semua populasi muslim secara keseluruhan, bukan pada kelompok Seleka saja (hidayatullah.com)
Direktur Human Rights Watch Emergency, Peter Bouckaert mengungkapkan kepada BBC World Service pada tanggal 9 Februari, bahwa seluruh lingkungan telah“benar-benar dikosongkan dari penduduk Muslim. Rumah mereka telah menjadi sasaran penghancuran sistematis….. sehingga bukti apapun tentang keberadaan mereka di negeri ini sedang dihapuskan.”Amnesty International melaporkan peristiwa pembantaian pada tanggal 10 Februari di Bouguere, Bangui sebelah barat dimana seorang gadis Muslim berusia 11 tahun ditemukan sebagai satu-satunya muslim yang selamat.Menurut perkiraan, perempuan dan anak-anak menunjukkan persentase terbesar dari orang-orang yang terkena dampak krisis yang intensitasnya meningkat di CAR ini.Komisioner Tinggi PBB yang mengurusi Pengungsi (UNHCR) mencatat sejak konflik Maret tahun lalu setidaknya telah 400.000 Muslim CAR meninggalkan rumahnya dan 222.000 orang mengungsi ke negara lain seperti Kongo, Chad dan Kamerun (hidayatullah.com).

Presiden Amerika Barack Obama dan Presiden Perancis Francois Hollandemenyatakan bekerja sama mengatasi krisis di Afrika Tengah. Sampai hari ini, Prancis menempatkan sekitar 2.000 tentaranya di CAR, sementara Uni Afrika mengerahkan tiga kali lipat dari jumlah itu. Namun mereka tidak mampu menghentikan kekerasan dan bahkan dalam beberapa kasus membiarkan muslim dibunuh (hidayatullah.com). Sehingga kita memang tidak patut berharap dan meminta Barat kampium demokrasi, HAM, dan gender untuk menolong. Lalu apa yang telah dilakukan para pemimpin negeri-negeri Islam? Bukankah mereka memiliki kekuasaan untuk mencegah maupun membebaskan saudara-saudara muslim di sana? Atau memang tidak peduli karena batas negara (nation state) telah memotong tubuh dan perasaan sebagai saudara se-iman?

Jika mereka tidak bisa diharapkan, siapa yang akan menyelamatkan mereka sebagaimana juga umat Islam yang tertindas di negeri-negeri minoritas muslim lainnya?“Imam/Khalifah ibarat perisai, umat berperang dan berlindung di belakangnya” (HR Muslim). Hanya Khilafah, sistem Islam dimana kaum Muslim CAR, Suriah, Myanmar , India, Kashmir, Cina, dan seluruh dunia akan dilindungi dari pertumpahan darah dan kekerasan yang sistematis. Sepatutnya kita dukung perjuangan pembentukan kembali Sistem Allah SWT ini demi mengakhiri tragedi, hancurnya hati, dan penderitaan tak terungkap yang tak terhitung jumlahnya yang melanda umat ini, serta membangun masa depan umat Islam dengan keamanan, keadilan, dan kesejahteraan untuk kebaikan seluruh alam.

(Nur izzah, Mahasiswi STABA, Bandung, 089611218009)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun