Mohon tunggu...
Christian Adinugroho
Christian Adinugroho Mohon Tunggu... wiraswasta -

Hidup hanya satu kali, kalau dua kali - itu hidup-hidup. Hehehe\r\n\r\nSaat ini tinggal di Semarang, Jawa Tengah. Bekerja sebagai marketing property di sebuah perusahaan broker property. Hobby membaca, nonton film dan fotografi. Belajar menulis nampaknya jadi hobby baru yang mengasyikan.

Selanjutnya

Tutup

Catatan

Fatamorgana Kompasiana

26 November 2011   04:22 Diperbarui: 25 Juni 2015   23:11 91
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Ini dunia maya. Dunia yang tidak nyata. Kadang bertemu fatamorgana. Dikira oase ternyata padang pasir. Jangan terlalu serius menanggapi - pesan seorang kawan.

Ya, akhirnya begitulah saya memandang Kompasiana. Banyak jebakan fatamorgana bagi para musafir yang tengah melintas. Selalu waspada dan jangan gampang percaya.

Kadang ada yang menulis reportase mengharu biru, ternyata hoax. Ada yang menjadi terkaporit, eh ternyata kontroversial. Untungnya, di Kompasiana, ketika banyak yang terjebak, muncul Kompasianer yang dengan kerelaan hati memandu rekan-rekannya kembali kejalur yang tepat. Kadang para pemandu ini menjadi pesakitan - dianggap sirik. Namun seperti kata pepatah, kebenaran pada akhirnya selalu tersingkap.

Dibanding sisi negatifnya, saya menemukan lebih banyak hal positif di Kompasiana. Ini menjadikan saya tetap setia menjadi Kompasianer dan rajin membaca aneka tulisan kawan-kawan Kompasianer lainnya.

Sempat ada kawan yang sudah sangat muak dengan kondisi Kompasiana akhir-akhir ini dan mengajak "pensiun" dari Kompasiana. Ajakan yang sempat hendak saya iyakan, tapi kemudian saya tolak. Masa sih karena nila setitik, saya kehilangan tempat belajar menulis. Kalau ada yang sesuka hatinya, dengan argumentasi ini dunia maya, kemudian membuat tulisan tanpa rasa tanggung jawab dan etika - kok saya yang mengalah. Boleh dong saya juga ikut menulis sesuka hati saya dan semoga tetap dengan bertanggung jawab dan beretika.

Kalau sedang kesal bermain di Kompasiana, saya biasanya memilih mendengarkan musik. Salah satu favorit saya adalah Tong Kosong milik Slank, yang sering mengingatkan kalau saya itu kadang seperti tong kosong. Kebanyakan komentar dan melarang. Hehehe

"...Hak manusia untuk bicara,
Hak manusia untuk bernyanyi
Kalau sumbang janganlah didengarkan
Kalau merdu ikutlah bernyanyi
Jangan ngelarang-larang.
Jangan banyak komentar
Apalagi menghina...."
(Tong Kosong by Slank)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Catatan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun