Mohon tunggu...
Izaz Nasywa
Izaz Nasywa Mohon Tunggu... Pelajar Sekolah - SISWA

saya seorang pelajar

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Kembali pada-Nya melalui Puisi "Doa" Karya Taufiq Ismail

7 Maret 2024   09:38 Diperbarui: 7 Maret 2024   09:55 269
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Manusia memiliki banyak cara untuk mengungkapkan rasa penyesalannya. Salah satunya dengan cara berdoa. Sebagai makhluk ciptaan Tuhan, manusia dapat menggambarkan doa sebagai ungkapan rasa penyesalan. Doa merupakan ungkapan rasa penyesalan dari kesalahan dan perasaan bersalah manusia terhadap Tuhan.
   Rasa penyesalan itu muncul pada tiap bait puisi "doa" karya Taufiq Ismail. pada puisi ini penulis mengajak kita berpikir, kesalahan apa saja yang sudah kita perbuat sebagai makhluk ciptaan Tuhan.
   
   Tuhan kami
   Telah nista kami dalam dosa bersama
   Bertahun-tahun membangun kultus ini
   Dalam pikiran yang ganda
   Dan menutupi hati nurani
   Ampunilah kami
   Ampunilah
   Amin

Pada bait pertama penulis menggambarkan kesadaran dan penyesalan manusia atas dosa dan kesalahan-kesalahan yang telah diperbuat, serta menunjukan kelemahan dan ketidaksempurnaan manusia dihadapan Tuhan. Pada bait ini penulis juga menggambarkan manusia yang meminta pengampunan. Permohonan ampun disebutkan secara berulang, yang menunjukan kepasrahan dan kesungguhan dalam memohon rahmat dan ampunan dari sang pencipta.

Selain itu penulis juga mengajak kita untuk berpikir tentang bagaimana ketulusan kita sebagai manusia saat meminta permohonan ampun kepada yang maha kuasa.
Bait ini juga bermakna tentang pengharapan manusia untuk diterima kembali pada sang pencipta.

Pada bait kedua penulis menyampaikan kesadaran makhluk ciptaan tuhan atas penggunangan asma (nama) Tuhan yang digunakan secara gegabah oleh manusia.

Tuhan kami
Terlalu mudah kami
Menggunakan asma-mu
Bertahun di negeri ini
Semoga kau rela menerima kembali kami dalam barisannmu
Ampunilah kami
Ampunilah
Amin

Manusia enggan untuk menyadari dan memahami arti yang sebenarnya dari asma Tuhan, manusia juga enggan sepenuhnya mempertanggung jawabkan penggunaan nama-nama baik Tuhan.
Selain itu, penulis juga kembali menggambarkan manusia yang memohon pengampunan kepada Tuhan yang maha kuasa. Manusia mengucap ampun dengan berulang saat berdoa pertanda manusia menunjukan kerendahan hati dan ketulusan saat memohon ampun untuk kembali ke barisan sang pencipta.

Rasa penyesalan pasti pernah di rasakan oleh setiap manusia, penyesalan akan perbuatan maupun kata-kata di masa lampau. Begitu juga dengan perasaan berdosa terhadap kesalahan yang telah di perbuat oleh manusia yang tidak sesuai dengan ajaran penciptanya.

Pada puisi ini penulis membuat pembacanya  membayangkan penyesalan atas dosa dosa yang telah diperbuat makhluk Tuhan, puisi ini juga menggambarkan kerendahan dan ketulusan hati makhluk Tuhan saat memohon pengampunan.
Puisi ini juga membuat kita bertanya-tanya, sudah kah kita taat kepada sang pencipta?

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun