Kemudian dia mengatakan bahwa perubahan pasti akan membawa pengalaman yang membuat hidup lebih hidup. Ini tidak dapat disangkal, tetapi perubahannya seringkali mengejutkan. Apalagi jika dia secara radikal mengubah cara hidup kita, hidup kita seperti ditinggalkan oleh orang yang kita cintai ketika kita sedang sedih.
“tidak ada sesuatu pun yang tinggal tetap”, Kai Uden Meni. Begitu pula dengan situasi COVID-19. Virus yang pertama kali ditemukan di Wuhan akan segera mati. Setelah itu kita harus bisa menciptakan kekuatan hidup kita sendiri.
Perubahan pasca pandemi ini akan mengajarkan kita bagaimana meminimalkan ketergantungan kita pada orang lain, baik yang berwujud maupun tidak berwujud. Karena seseorang bisa kehilangan kepercayaan diri.
Seseorang dapat mempersiapkan apa saja untuk situasi apa pun. Kesadaran ini juga mengingatkan Anda untuk berhati-hati saat berjalan dan membuat pilihan karena Anda tidak tahu bagaimana kehidupan akan bergerak maju.
Anda bisa lurus sampai dapat akan berada di jalan lurus hingga ajal menjemput, atau sebaliknya. Tetapi bahkan dalam Nash-nya, Tuhan berjanji untuk tidak menguji seorang hamba di luar batas kemampuannya.
Oleh karena itu, karena manusia adalah makhluk dualistik dengan potensi luar biasa dalam memecahkan masalah, ia harus mampu mengatasi penderitaan hidup dengan bantuan akal dan hati nurani yang telah diberikan Tuhan kepadanya.
Terkadang kita harus membungkuk untuk bangkit dan terkadang kita harus mundur untuk berlari lebih jauh.
Iza Wahyu Himawan
Mahasiswa Magister Agribisnis
Direktorat Program Pascasarjana
Universitas Muhammadiyah Malang