Mohon tunggu...
izatul laela
izatul laela Mohon Tunggu... Guru - Seorang Kepala Sekolah di SDN Karangsono Wonorejo Kab. Pasuruan Propinsi Jawa Timur,.

Seorang Kepala Sekolah di SDN Karangsono Kecamatan Wonorejo KAb. Pasuruan Propinsi Jawa Timur, seorang ibu rumah tangga dengan 3 orang putri dan 1 orang putra, hoby menulis.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Cara Melihat Laki-Laki

5 November 2024   17:35 Diperbarui: 5 November 2024   17:40 53
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Dalam Islam, konsep laki-laki dijelaskan secara komprehensif, menekankan pada tanggung jawab, kepemimpinan, serta kesetaraan dengan perempuan dalam hal kemanusiaan.

Sebelum benar-benar menjatuhkan pilihan pada sosok laki-laki, baik sebagai calon pendamping hidup maupun sebagai calon menantu, ada baiknya mengetahui tips berikut ini.

Pertama, lihatlah bagaimana hubungannya dengan Tuhan.

Laki-laki yang baik adalah mereka yang benar-benar beriman kepada Allah SWT dan selalu berusaha untuk bertaqwa (menjauhi larangan dan mendekatkan diri kepada-Nya). 

Kriteria takwa tidak sekedar ditunjukkan dengan penampilan fisik yang selalu memakai baju takwa, bersurban atau berpeci. Bukankah orang-orang Arab selalu memakai gamis atau baju takwa dan memakai surban meski mereka terkadang bukan muslim.

Kedekatan hubungan dengan Tuhan salah satunya bisa dilihat dengan aktifitas sholat fardhu yang dilaksanakan berjamaah baik di masjid atau mushola.

Kedua, lihatlah bagaimana hubungannya dengan ibunya.

Dalam Islam, kedudukan seorang ibu sangat dimuliakan. Hadits Rasulullah SAW menegaskan bahwa surga terletak di bawah telapak kaki ibu.

Cara seorang laki-laki memperlakukan ibunya menjadi dasar bagaimana ia akan memperlakukan orang lain, terutama istrinya dan anak-anaknya kelak.

Meskipun sudah menikah, seorang laki-laki tetap memiliki kewajiban untuk berbakti kepada ibunya. Keseimbangan antara kewajiban terhadap istri dan ibu harus dijaga dengan baik.

Dengan menjaga hubungan baik dengan ibu, seorang laki-laki akan mendapatkan keberkahan dalam hidupnya.

Legenda Malin Kundang meski belum tahu kebenaran ceritanya setidaknya menggambarkan betapa pentingnya menjalin hubungan yang baik antara anak laki-laki dengan ibunya.

Kita juga tahu bagaimana kisah kebaikan Uwais al-Qarni tentang baktinya kepada ibunya. Ia merawat ibunya dengan penuh kasih sayang dan kesabaran, bahkan rela meninggalkan kesempatan untuk bertemu Rasulullah demi mengurus ibunya.

"Sesungguhnya di antara kalian ada seorang laki-laki yang bernama Uwais al-Qarni. Dia memiliki tanda putih di tengah telapak tangannya. Jika dia meminta sesuatu kepada Allah, niscaya Allah akan mengabulkannya." (HR. Muslim)

Ketiga, lihatlah hubungannya dengan anak kecil.

Kedekatan seorang laki-laki dengan anak kecil memang bisa menjadi indikator penting tentang karakter dan kepribadiannya.

Anak-anak seringkali melihat sosok ayah atau laki-laki dewasa sebagai panutan. Kemampuan seorang laki-laki untuk berinteraksi dengan baik dan menjadi sosok yang menyenangkan bagi anak-anak menunjukkan potensi kepemimpinannya.

Kedekatan dengan anak-anak menandakan bahwa seseorang memiliki empati yang tinggi dan mampu memahami perasaan orang lain, terutama mereka yang lebih muda.

Seorang laki-laki yang sabar dan bisa menghadapi tingkah laku anak-anak yang kadang tidak terduga menunjukkan kematangan emosional.

Kedekatan dengan anak-anak seringkali muncul dari rasa sayang dan kasih sayang yang tulus. Ini menunjukkan bahwa seseorang memiliki hati yang lembut dan penuh perhatian.

Keempat, lihatlah bagaimana lingkungan pergaulannya.

Lingkaran pergaulan bisa menjadi cerminan dari bagaimana kita melihat diri sendiri dan ingin dilihat oleh orang lain. Pilihan teman seringkali mencerminkan aspirasi, ambisi, atau bahkan ketidakamanan kita.

Lingkungan pergaulan bisa membentuk standar moral dan etika seseorang. Jika seseorang bergaul dengan orang-orang yang jujur, pekerja keras, dan berintegritas, kemungkinan besar ia akan terpengaruh secara positif.

"Perumpamaan teman yang baik dan teman yang buruk adalah seperti penjual minyak wangi dan pandai besi. Penjual minyak wangi mungkin akan memberimu minyak wangi, atau engkau membeli darinya, atau engkau mencium aroma harum darinya. Sedangkan pandai besi, bisa jadi ia membakar pakaianmu, atau engkau mencium bau yang tidak sedap darinya."

(HR. Bukhari dan Muslim)

Dalam hadits ini, Nabi SAW mengibaratkan teman yang baik seperti penjual minyak wangi, yang akan memberi pengaruh positif, sedangkan teman yang buruk seperti pandai besi, yang bisa memberikan dampak negatif. Hadits ini menekankan bahwa pergaulan yang baik akan membawa pada kebaikan dan ketenangan hati, sementara pergaulan yang buruk akan membuat kita rentan terhadap pengaruh buruk.

Hadits ini juga mengajarkan agar kita selalu berusaha memilih teman-teman yang memiliki akhlak baik dan bisa mendorong kita menjadi pribadi yang lebih baik.

Semoga bermanfaat.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun