"Aku nggak salah, Pak." Seorang laki-laki gemuk berteriak di tengah keheningan malam. Tampak laki-laki gemuk itu membawa tas besar di pundaknya.Â
"Demi Tuhan, Pak. Aku nggak salah. Tolong aku jangan dimasukkan ke sini." Laki-laki gemuk itu terus saja berteriak. Sejenak kondisi penjara menjadi gaduh karena teriakan laki-laki gemuk itu.
"Diam. Semua orang yang masuk ke ruangan ini selalu meneriakkan hal yang sama. Jangan kau menipu kami dengan teriakanmu itu." Sipir penjara menghardik laki-laki gemuk itu.Â
"Tapi, Pak.Â
"Braang. Sipir penjara dengan sigap segera mengunci kamar sel itu dan berlalu meninggalkan mereka.
Laki-laki gemuk itu menangis ketakutan. Tak tega melihat laki-laki gemuk itu menangis, dihampiri dan ditenangkan hatinya. Sampai keduanya tertidur pulas.
Pagi hari, laki-laki penghuni penjara itu bangun. Dia kaget karena mendengar bunyi tiang besi yang sengaja dibunyikan oleh sipir penjara.Â
Dia terbangun dan mendapati dirinya sendirian di dalam sel penjara itu.Â
"Mana si gemuk? Apa semalam aku bermimpi ya?" Tapi mimpi itu seolah nyata sekali."
Laki-laki itu masih pusing memikirkan kejadian semalam. Lantas dia memberanikan diri bertanya pada sipir penjara.
"Mana laki-laki yang semalam sama saya, Pak?"Â