Mohon tunggu...
Izatul Laela
Izatul Laela Mohon Tunggu... Guru - Kepala Sekolah di SDN Karangsono Kecamatan Wonorejo Kabupaten Pasuruan

Hobi menulis, membaca, konten yang menarik tentang kisah yang inspiratif

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Syair Pengakuan Dosa Abu Nawas Meluluhkan Hati Imam Syafi'i

11 Juli 2023   00:00 Diperbarui: 11 Juli 2023   06:32 1227
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Mendengar nama Abu Nawas mengingatkan kita pada Kisah Seribu Satu Malam yang sangat terkenal di dunia sastra, yang tinggal di bawah kekuasaan Khalifah Harun Al Rashid di Baghdad, yang merupakan bagian dari kekhalifahan Abbasiyah pada masa itu.

Abu Nawas digambarkan sebagai tokoh yang lucu, cerdas,   banyak akal,  dan licik. Dia menggunakan kecerdasannya untuk menyampaikan pesan-pesan moral atau mengkritik kekuasaan, kebijaksanaan atau kritik sosial dengan gaya yang konyol dan menghibur.

Akan tetapi ada perdebatan diantara para sejarawan dan peneliti apakah Abu Nawas adalah tokoh nyata ataukah fiktif.

Bagaimana sebenarnya kisah tentang Abu Nawas ini ? Mari kita simak ulasannya.

Menurut catatan sejarah, Abu Nawas atau Abu Nuwas memiliki nama asli Abu Ali Al HAsan Ibn HAni Al Hakami yang hidup pada abad ke-8 Masehi.  Lahir pada tahun 145 H atau 747 M di kota Ahvaz, Persia (Iran). Ayahnya berdarah Arab sedangkan ibunya berdarah Persia.

Dalam perjalanan hidup berikutnya, Abu Nawas ditinggal oleh sang ayah menghadap Ilahi, sehingga dia tumbuh sebagai anak yatim. Oleh ibunya, Abu Nawas kecil dibawa ke kota Basra, Irak. Di sana dia mulai memperdalam ilmu agama Islam seperti Al Qur'an dan hadits serta sastra yang kemudian melambungkan namanya.

Abu Nawas belajar sastra Arab kepada Abu Zaid al Anshari dan Abu Ubaidah. Belajar ilmu tentang Al Qur'an kepada Ya'qub Al Hadrami, dan belajar hadist kepada  Abu Walid bin Ziyad, Muktamir bin Sulaiman, Yahya bin Said al Qattan dan Azhar bin Sa'ad as Samman.

Dari sekian banyak tokoh sufi, Abu Nawas merupakan salah satu sufi yang paling terkenal. Bukan hanya karena syair dan puisi yang diciptakannya tetapi juga karena perangainya yang nyentrik. Selain itu dia juga seorang filsuf dan jester (penghibur istana) yang dikenal karena kecerdasan dan satirnya.

Masa muda Abu Nawas penuh perilaku kontroversi, gemar melakukan maksiat. Memang pencapaiannya dalam menulis puisi diilhami oleh kegemarannya dalam bermaksiat itu. Akan tetapi justru di jalan gelap itulah Abu Nawas menemukan nilai-nilai ketuhanan.

Ternyata Abu Nawas hidup sejaman dengan Imam Syafi'I. Di akhir hidupnya, saat kematiannya disampaikan kepada Imam Syafi'I, bagaimanakah reaksi Imam Syafi'I ? Beliau hampir tidak mau mensholatkannya karena tahu bagaimana kehidupan Abu Nawas di masa mudanya yang suka mabuk-mabukan, gemar melakukan maksiat.

Singkat cerita, orang yang memandikan jenazah Abu Nawas menemukan sebuah tulisan di bawah bantalnya. Tulisan itu merupakan syair yang ditulis oleh Abu Nawas.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun