PISA merupakan sebuah evaluasi internasional yang dilakukan oleh Organisation for Economic Co-operation Development (OECD) untuk mengukur kinerja siswa di berbagai negara dalam ketiga bidang yaitu literasi membaca, literasi matematika dan literasi sains.
Berdasarkan data The Program for International Student Assesment (PISA), Finlandia unggul dalam tiga aspek penilaian tersebut. Hal ini menunjukkan bahwa Finlandia adalah negara tebaik dalam sistem pendidikan. HAsil inilah yang membuat Finlandia menjadi kiblat dunia pendidikan seluruh dunia.
Ada beberapa alasan yang menjadikan Finlandia dianggap memiliki sistem pendidikan yang sangat baik.
Pertama, pendidikan yang merata. Pendidikan di Finlandia sangat inklusif. Setiap anak memiliki hak yang sama untuk mendapatkan pendidikan berkualitas tanpa memandang latar belakang sosial atau ekonomi.
Ke-dua, pendekatan kurikulum yang holistik. Kurikulum di Finlandia lebih berfokus pada pemahaman umum dan keterampilan sosial daripada ujian standar. Ada penekanan pada pengembangan keterampilan kritis, kreativitas, kolaborasi dan pemecahan masalah. Pembelajaran aktif, eksplorasi mandiri dan kegiatan praktis yang diintegrasikan dalam pembelajaran sehari-hari.
Ke-tiga, sistem belajar yang santai. Suasana belajar di Finlandia cenderung lebih santai jika dibandingkan dengan negara-negara lain. Siswa biasanya hanya memiliki beberapa kelas dalam sehari. Anak-anak diberi waktu untuk makan hingga bersantai. Bahkan mereka diberi waktu 15 sampai 20 menit untuk meregangkan tubuh, menghirup udara segar dan beristirahat. Tidak hanya para siswa, para guru pun diberikan ruang khusus di setiap sekolah untuk bersantai, bersiap-siap untuk mengajar atau sekedar bersosialisasi. Lingkungan sekolah di Finlandia sangat ramah dan mendukung. Â Â
Ke-empat, mulai sekolah sejak usia 7 tahun. Pada periode awal pendidikan, pemerintah Finlandia memberikan kebebasan dengan tidak memberikan pendidikan wajib. HAl ini agar anak-anak dapat menikmati masa kecilnya dengan maksimal. Berbeda dengan Indonesia, Finlandia memiliki durasi wajib belajar yang lebih singkat. Finlandia hanya menerapkan 9 tahun wajib belajar bagi semua anak. Pendidikan setelah kelas 9 atau di atas usia 16 tahun adalah hal yang opsional.
Ke-lima, guru wajib memiliki gelar master. Kinerja guru dalam mengajar sangat diperhatikan karena akan mempengaruhi kemampuan siswanya.Â
Oleh karena itu standar yang ditetapkan dalam jurusan pendidikan sebagai langkah awal bagi mereka yang akan menjadi guru sangat ketat dan selektif. Profesi guru di Finlandia juga sangat dihormati dan digaji besar. Pendidikan guru di Finlandia berfokus pada penerapan pengetahun dalam praktik kelas, pemahaman individu siswa dan kerjasama antar guru.
Ke-enam, guru jarang memberi PR. Menurut Organisation for Economic Cooperation and Development (OECD) para siswa di Finlandia memiliki jumlah pekerjaan rumah (PR) yang paling sedikit dibandingkan para siswa di seluruh dunia. Bahkan para siswa hanya menghabiskan maksimal 30 menit untuk mengerjakan tugas dari sekolah di rumah.
Ke-tujuh, guru yang sama selama bertahun-tahun. Para siswa di Finlandia diajari oleh guru yang sama selama 6 tahun bersekolah. Dengan demikian guru bisa berperan sebagai mentor, coach atau bahkan anggota keluarga. Selama masa pendidikan itu, siswa dan guru saling membangun rasa percaya sehingga mereka saling mengenal dan menghormati. Hal ini diterapkan karena setiap individu memiliki kebutuhan dan gaya belajar yang berbeda-beda. Dengan menerapkan sistem guru yang sama selama bertahun-tahun, para guru dapat mengetahui kebutuhan khusus para siswa. Mereka pun dapat memetakan dan memperhatikan perkembangan siswa.
Ke-delapan, tidak membanggakan prestasi akademik. Memiliki nilai yang baik tentu menjadi kebanggaan bagi setiap orang tua. Namun sekolah di Finlandia tidak menuntut akan hal tersebut. Para ssiwa tidak dituntut untuk memiliki peringkat tertinggi di kelas karena tidak ada sistem peringkat kelas. Karena tidak adanya persaingan ini, semua siswa diajarkan untuk lebih mementingkan kerjasama.