Mohon tunggu...
Izatul Laela
Izatul Laela Mohon Tunggu... Guru - Kepala Sekolah di SDN Karangsono Kecamatan Wonorejo Kabupaten Pasuruan

Hobi menulis, membaca, konten yang menarik tentang kisah yang inspiratif

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Kepakan Sayap Kupu-kupu Bisa Memicu Terjadinya Angin Tornado, Benarkah?

1 Juli 2023   00:00 Diperbarui: 1 Juli 2023   00:07 2141
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Kepakan sayap kupu-kupu atau butterfly effect merupakan istilah yang merujuk pada sebuah pemikiran bahwa kepakan sayap kupu-kupu di hutan belantara Brazil secara teori dapat menghasilkan tornado di Texas beberapa bulan kemudian.

Dilansir dari situs Bakri Universitas Medan Area, butterfly effect atau disebut juga efek kupu-kupu merupakan istilah yang pertama kali digunakan oleh Edward Norton Lorenz seorang meteorologi dan matematikawan asal Amerika.

Kepakan sayap kupu-kupu dilakukan secara konstan dengan kekuatan kecil. Namun lokasi kupu-kupu, dampak serta lokasi dari dampak selanjutnya dapat bervariasi luas. Kepakan sayap kupu-kupu secara teori menyebabkan perubahan-perubahan sangat kecil dalam atmosfer yang akhirnya mengubah jalur badai tornado atau menunda, mempercepat bahkan mencegah terjadinya tornado di tempat lain. Inilah yang menjadi dasar pemikiran Edwrd Norton Lorenz terkait dengan butterfly effect..

Pernyataan "kepakan sayap kupu-kupu di hutan belantara Brazil dapat menyulut badai tornado di Texas"  merupakan cara yang "puitis" untuk mengungkapkan bagaimana di dalam sistem yang kacau, di mana perubahan kecil dapat memicu hasil yang sangat berbeda.

Dengan kata lain pernyataan Edward Norton Lorenz merupakan kalimat kiasan, ada makna tersirat di dalamnya. Jadi jangan dipahami secara letterlijke, karena bukan makna secara harfiah.

Makna harfiah atau literal memiliki arti yang sama yaitu makna yang terkandung secara langsung dalam kata atau ungkapan tanpa interpretasi atau kiasan.

Bila ditinjau dari sudut pandang psikologi hal itu bisa diartikan sebagai perubahan kecil yang bisa berdampak besar di masa depan.

Jauh sebelum teori butterfly effect muncul, pada abad 14 Benjamin Franklin menulis sebuah puisi yang senada maknanya dengan itu.
For want of a nail the shoe was lost,
For want a shoe the horse was lost,
For want of a horse the rider was lost,
For want a rider the battle was lost,
And all for the want of a horse shoe nail

Kira-kira artinya begini:

Karena kekurangan paku sepatu kuda akhirnya hilang,
Karena kekurangan sepatu kuda akhirnya hilang,
Karena kekurangan kuda akhirnya sang joki (kuda) hilang,
Karena kekurangan sang joki kuda akhirnya pertempuran pun hilang, kerajaan pun hilang,
Semuanya karena kekurangan sebuah paku sepatu kuda.

Benjamin Franklin merupakan salah satu pendiri Amerika Serikat yang berpengaruh dan memiliki kontribusi besar dalam pembentukan negara tersebut. Meski tidak pernah menjabat sebagai presiden, ia dikenal sebagai seorang ilmuwan, penulis dan diplomat yang terkenal pada masanya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun