[caption id="attachment_148264" align="alignleft" width="300" caption="Hidup adalah?"][/caption] Tidak Takut Salah, Tidak Takut Kalah, Tidak Takut Mati. Takut Mati, Jangan Hidup. Takut Hidup Mati Sekalian!!! Saya menemukan kalimat itu saat saya kelas 1 SMA, 7 tahun yang lalu. Saya masih sering mendengar kalimat itu lantang diteriakan, oleh anak-anak sekolah tentunya, disini. Kalimat itu adalah salah satu tagline Paskibra. Kalimat itu pulalah yang kemudian menginspirasi saya untuk membuat kalimat lain yang akhirnya sekarang sering saya pakai sebagai motto hidup saya. "Berjuang sampai benar-benar kalah, bahkan sampai benar-benar menang". Ya...kiranya memang hidup adalah perjuangan. Kuatnya pengaruh kalimat itu benar-benar terasa dalam kehidupan saya sehari-hari. Saya menjadi orang yang optimis, meski di beberapa kesempatan saya seringkali memunculkan gelagat pesimistis. Semua itu bukan berarti saya pesimis dalam arti sebenarnya, hanya semat-mata untuk membuat agar diri tidak menjadi terkesan tinggi hati. Judul di atas tersebut bukan berarti bertindak serampangan tanpa perhitungan. Justru sebaliknya, dengan tidak takut salah, kalah dan mati, membuat kita menjadi orang yang berusaha menajamkan analisis situasi agar tidak menjadi seorang pecundang di akhir cerita. Analisis situasi menjadi penting dalam menjalani hidup dengan benar. Seseorang tentu ingin menjalani hidup sesuai dengan keinginan. Namun, karena kehidupan kita itu dipengaruhi banyak faktor, maka penting kiranya kita untuk menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi hidup tersebut. Kita tentu tahu ada yang disebut analisis swot. Analisis hasil dari identifikasi kekuatan, peluang, kelemahan dan tantangan. Kombinasi dari keempat hal tersebut akan menghasilkan strategi menghadapi keadaan yang terjadi. Sejatinya, hidup adalah untuk diperjuangkan. Namun mati juga bukan untuk ditakuti. Pada akhirnya, jikapun harus mati, maka matilah. Persoalannya tentu bukan terletak pada mati atau hidup, namun lebih pada bagaimana kita mati dan bagaimana kita hidup. Akhirnya, hiduplah dengan nyata, senyata-nyatanya. Hadapi tantangan yang ada. Perhitungkan segala kemampuan dan peluang yang ada. Buat kelemahan dan tantangan menjadi nilai. Jangan pula segan untuk mati. Mati bukanlah untuk ditakuti. ______________________________________________ Tidak bermaksud menggurui, hanya sedang meracau tidak jelas tentang hidup dan mati. Sumber gambar klik disini
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H