Mohon tunggu...
Izal Aja Dulu
Izal Aja Dulu Mohon Tunggu... lainnya -

Biru

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Rindu Rintik Hujan

2 Juni 2010   07:47 Diperbarui: 26 Juni 2015   15:48 221
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Rindu rintik hujan, rindu bulir-bulir air. Beningmu layaknya layar kecil mengisahkan banyak hal. Memutar cerita lalu bahkan asa masa depan. Tentang ceria di kaki gunung. Tentang hingar-bingar kota besar yang dulu kuhampiri. Juga sepenggal kisah pertemuan dengannya bidadari. Rindu rintik hujan, rindu bulir-bulir air. Kuseduh dingin hujan menjadi hangat senyum senang. Semilir angin membimbingmu menerpa segala benda. Mengembun indah pada balik-balik kaca. Hadirmu melintaskan dia dibenak kepala. Adakah dia juga merasa sama? Ah...kamu berhasil membawa sedikit harumnya melintas ke dalam kamar. Rindu rintik hujan, rindu bulir-bulir air. Kamu menembus perlahan ke dalam balik baju. Berlari sedikit aku menghindar, hanya karena takut kuyup. Seketika keringat enggap untuk melawan. Mawar dihalaman itu tampak senang. "Aku terlihat lebih segar" katanya. Wangi-wangi basah menyeruak segala arah. Ini sangat aku suka. [caption id="attachment_156284" align="aligncenter" width="300" caption="Rindu rintik hujan"][/caption] Rintik hujan...turunlah lagi. Memutar cerita lalu juga asa masa depan. Terpa semua ilalang, goyang dengan angin yang menyertaimu. Jangan takut aku tak suka karena aku pasti riang gembira. Begitulah adanya kamu, mengasikan. Bawalah cerita tentang dia di kota itu. Ceritakan dia baik-baik saja. Segera setelah itu, bawa sedikit rindu ini. Ambil sebagian untukmu dan sebagian lain sampaikan di balik kaca jendela kamarnya. Ceritakan ada aku disini, masih dengan harapan yang sama. Aku suka dia. _______________________________________ Rindu rintik hujan, rindu untuk kamu. Hanya berharap sepenggal cerita menyenangkan dari bulir rintik hujan.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun