[caption id="attachment_155390" align="aligncenter" width="300" caption="Berikan jejak bibirmu di cangkir coklat ini."][/caption] Datanglah kemari. Ada coklat hangat dalam secangkir gelas yang khusus kubuat untuk kamu. Reguklah sedikit. Tinggalkan bekas bibirmu pada pinggiran gelasnya. Terlihat merah menyala untukku. Aku suka. Datanglah lagi kemari. Biarkan aku kembali melihat pesonamu. Ketika pagi menghampiri, aku ingin melewatkan terik dan segera mencium wangi tubuhmu. Entahlah, terik bagiku tidak begitu menyenangkan, mungkin karena ada kamu di ujung hari. Senja...jangan menghakimiku karena apa yang kurasa. Tidak perlu membentak aku punya rasa karena aku tak suka. Mari bicara tentang apa yang aku suka dan tidak kamu suka tapi kamu rasa. Mumpung kamu belum tenggelam dimakan waktu. aku hanya rindu. Itu saja. Kalau kemudian aku terlihat linglung, sini, peluk aku, seperti dulu. Bisikan aku apapun semau kamu, buat aku bergairah menari dengan apa yang sering kita sebut perjalanan waktu. Aku butuh kamu. Aku rindu duduk bersamamu melihat rona merah lembayung di ujung pulau. Ini...ada secangkir coklat hangat untukmu senja karena aku jenuh dengan nestapa. Peluk aku. ____________________________ Kamu dan Aku pada suatu waktu dalam mimpi, entah dimana. sumber gambar klik disini
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H