Pernah, suatu hari ayah dan ibu saya mengunjungi rumah kami. Sebagai informasi, saya belum setahun pindah rumah setelah saya menikah. Mereka berkunjung, membawakan kami banyak makanan.
Dan saya cukup terenyuh ketika ibu saya berkata : “Biasanya kamu yang selalu makan ketika ayah kamu pulang kenduri (syukuran dalam bahasa jawa)”. Saya bahkan menganggap kebiasaan itu sebagai hal yang sangat kecil. Saya dirumah dan tentu saja saya memakan makanan itu ketika saya ada disana.
Dari hal kecil itulah saya tahu bahwa ternyata ibu saya merindukan kehadiran saya. Terlebih ketika saya mendengar cerita dari saudara-saudara saya. Sepertinya iya, mungkin saja karena biasanya ada di rumah, dan sekarang tidak ada lagi anak-anaknya di rumah beliau. Adik saya semenjak SMP sudah tinggal di Pondok Pesantren dan ketika saya kuliah - jauh dari rumah - otomotis jarang berada di dekat mereka.
Setelah lulus kuliah dan resign dari perusahaan, saya kembali ke rumah mereka. Sekitar 6 bulan lalu saya memutuskan langsung pindah dan menempati rumah kami sendiri, bersama istri saya setelah saya menikah. Tujuan saya : saya ingin menata kehidupan saya, belajar jauh lebih mandiri membina keluarga dan saya kira cara terbaiknya adalah pindah rumah baru kami. Saya mulai sibuk sendiri, dan ternyata saat itulah saya mulai melupakan untuk lebih perhatian kepada orang tua saya. Mereka yang sudah mulai tua dan terkadang mereka juga ingin diperhatikan.
Dari kejadian kecil itulah saya belajar. Memulai untuk lebih perhatian lagi kepada orang-orang terdekat kita : suami/istri, anak, orang tua atau saudara-saudara kita. Saya lebih sering mengunjungi mereka, meski sebentar. Sekedar berkunjung, melakukan hal kecil dan sederhana itu ternyata membuat mereka begitu bahagia.
Kemarin saya mengajak istri saya, mengajaknya untuk mengunjungi rumah ayah ibunya – mertua saya. Tidak saya sangka ternyata hal kecil itu membuat dia cukup surprise. Saya pun tidak kalah suprisenya melihat reaksi betapa senangnya dia. Sepertinya saya bakal dapat “jatah” lebih nih hari ini. Maaf untuk yang belum menikah. Hehehe… Bukan dia yang harus memintanya namun malah saya yang mengajaknya.
Saya hanya berfikir bahwa ini perlu dan sangat baik untuk kita lakukan. Perlakukan bapak-ibu mertua kita dengan baik sebaik kita memperlakukan orang tua kita sendiri maka suami/istri kita melakukan hal yang sama kepada orang tua kita. Filosofinya : berikan lebih dulu, bukan menuntutnya lebih dulu. Sederhana, namun ini perlu belajar. Hal ini menarik, seperti yang dikatakan salah satu penulis favorit saya Jack Canfield (Penulis seri The Chicken Soup for The Soul), “Ada satu falsafah yang selama ini selalu menjadi kunci keberhasilan saya dalam bisnis dan kehidupan : Selalulah menjadi pemberi – pemberi ilmu pengetahuan, waktu, harta dan cinta”. Dan hari itu saya sedang memberikan waktu dan cinta saya untuk keluarga saya tercinta. Dan timbal baliknya langsung saya terima, istri saya lebih sayang dengan saya.
Berikan lebih dulu, bukan menuntutnya lebih dulu
Jadi, kapan terakhir kali Anda memberikan kejutan untuk anak dan suami/istri Anda? Kapan Anda terakhir kali mengunjungi orang tua Anda?! Mengapa tidak menelepon mereka sekarang? Atau jika memungkinkan luangkan waktu Anda untuk mengunjungi mereka?