Pendidikan anak usia dini dinobatkan menjadi salah satu sarana atau jembatan untuk anak dalam mengembangkan kemampuan berbahasanya sejak ia kecil. Fungsi dari pengembangan kemampuan anak dalam berbahasa ini sendiri diharapkan nantinya ketika ia beranjak dewasa, anak dapat bersosialisasi, berkomunikasi dan beradaptasi baik itu dengan lingkungannya, teman sebayanya serta orang-orang di sekitarnya dengan menggunakan bahasa lisan/berbicara.
Peran orang tua dan juga pendidik dalam hal ini secara garis besar yaitu untuk mengarahkan anak dalam mengembangkan potensi yang ia miliki. Nah, keterampilan dalam berbahasa merupakan keterampilan yang wajib dikembangkan oleh orang tua dan pendidik pada anak usia dini, karena pastinya setiap anak memiliki kemampuan berbahasa yang berbeda-beda dan tidak bisa di sama ratakan. Salah satu keterampilan bahasa ini yaitu keterampilan bahasa ekspresif.Â
Pengertian dari keterampilan bahasa ekspresif sendiri merupakan suatu kemampuan yang dimiliki oleh seseorang untuk mengekspresikan atau mengungkapkan sesuatu yang ia rasakan, pikirkan atau bisa juga dengan yang ia bayangkan. Hal tersebut dapat ia ekspresikan atau ungkapkan lewat ekspresi wajah, gestur atau peragaan dan juga lewat kata-kata.
"Anak yang nakal belum tentu tidak cerdas, tetapi mereka pandai dalam mengekspresikan diri"
Pada masa anak usia dini atau ketika anak telah memasuki Taman Kanak-Kanak, mereka telah memasuki fase perkembangan bahasa ekspresif. Hal tersebut dapat diartikan bahwa anak telah bisa untuk mengekspresikan atau mengungkapkan sesuatu yang diinginkan dan apa yang tidak ia inginkan atau tidak ia suka, serta bagaimana ia mengungkapkan pendapatnya melalui bahasa lisan/bicara. Nah, berbicara disini merupakan keterampilah bahasa ekspresif pada anak.Â
Kemampuan dalam berbicara ini merupakan kemampuan dimana anak dapat mengungkapkan sesuatu dengan bentuk kata-kata. Pada artikel sebelumnya telah saya jelaskan tentang bahasa reseptif atau dapat dimengerti dan diterima sedangkan kali ini kita akan membahas tentang bahasa ekspresif atau dapat dinyatakan.
Beberapa aspek mengenai keterampilan berbahasa ekspresif pada anak dapat mempengaruhi perkembangan anak, yaitu meliputi perkembangan kosa kata yang ia ucapkan semakin baik karena seringnya ia berkomunikasi dengan orang-orang yang ada disekitarnya, daftar kosa kata yang ia dapatkan juga akan semakin bertambah, susunan bahasa atau tata bahasa yang anak ucapkan akan turut menjadi semakin baik.Â
Meskipun anak usia dini belum bisa mempelajari bagaimana susunan kata ketika berbicara dengan benar akan tetapi ia telah bisa membedakan mana kata yang baik dan mana kata yang buruk dari apa yang mereka dengar dan lihat. Tentunya orang tua dan pendidik harus selalu mengawasi dan memantau bagaimana perkembangan bahasa ekspresif anak usia dini. Beberapa tahapan dalam perkembangan bahasa ekspresif anak usia dini dimulai dari usia 0-5 tahun, antara lain :Â
- Perkembangan bahasa ekspresif anak usia 0-12 bulan
Seperti yang kita ketahui ketika anak bayi baru lahir, bayi tersebut akan sering sekali membuat suara-suara yang dapat mengekspresikan apakah ia sedang senang atau malah akan menangis. Ketika anak bayi memandang wajah ibunya biasanya ia akan tersenyum halus, lalu ia akan membuat suara-suara gumanan berulang kali menandakan bahwa ia nyaman, tetapi anak bayi bisa tiba-tiba menangis jika ia merasa tidak nyaman.Â
Ocehan anak bayi, gumaman dan juga suara-suara tadi akan muncul kira-kita ketika bayi berumur 4-6 bulan, dia seolah-olah mengekspresikan apa yang ia rasakan. Lalu sekitar usia 7-12 bulan ocehan anak bayi akan sedikit mengalami perubahan, ia mulai bisa mengoceh dengan mengucapkan "aaaaa" dengan nada yang panjang dan diulang-ulang. Anak bayi akan tiba-tiba menangis ketika ia menarik perhatian sang ibu, kata pertama yang ia ucapkan akan muncul sekitar usia ini.
- Perkembangan bahasa ekspresif anak usia 1-3 tahun
Ketika anak berusia 1-2 tahun, yang awalnya hanya dapat menyebutkan satu kata saja kini ia sudah mulai bisa menyebutkan kalimat walau hanya terdiri dari dua kata. Apa yang anak ucapkan pada usia 1-2 tahun ini akan semakin jelas secara bertahap sebab, anak telah mengalami peningkatan dalam mengucapkan sesuatu dan menggunakan huruf konsonan.Â
Kemudian ketika berusia 2-3 tahun ia mengalami perkembangan yang cukup pesat dalam kosa katanya. Kalimat yang ia buat tak hanya dua kata lagi melainkan menambah menjadi tiga kata. Namun biasanya hanya anggota keluarga saja yang dapat mengerti apa yang ia ucapkan karena sering mendengar ocehan si kecil, lalu ia akan sering memberikan pendapatnya dengan komentar walau hanya ocehan. Hal tersebut dilakukan anak untuk menarik perhatian orang-orang disekitarnya terutama ibunya.
- Perkembangan bahasa ekspresif anak usia 3-5 tahun
Ketika anak berusia 3-4 tahun, kalimat yang ia ucapkan sudah lebih panjang dengan lebih dari tiga kata. Anak akan sering berbicara tentang apa saja yang baru ia alami baik itu di luar rumah maupun di dalam rumah. Saat anak telah dimasukkan dalam pendidikan pra-sekolah, ia akan sering juga membahas apa yang ia alami di sekolah, bagaimana teman-temannya dan pengalaman menarik lainnya yang ia alami.Â
Pada usia ini tidak hanya keluarga saja yang mamou mengerti perkataannya, kini orang lain pun dapat memahami apa yang ia katakan dengan jelas berbeda dengan ketika ia berusia 2-3 tahun. Memasuki usia 4-5 tahun, anak telah mampu berbicara lancar dan tentu saja sudah lebih jelas sehingga mudah di dengar oleh orang-orang disekitarnya. Anak sudah mulai pandai dalam menyusun kata-kata ketika berbicara layaknya orang dewasa, sudah mampu menceritakan cerita-cerita yang imajinatif dengan kata-katanya sendiri dan pengucapan kata-katanya sudah baik dan benar.
Perlu diketahui juga, tidak semua anak yang lancar dalam perkembangan bahasa ekspresifnya. Ada beberapa anak diluar sana yang masih mengalami gangguan berbicara seperti cadel. Bahkan gangguan tersebut dibawa hingga ia dewasa, faktor yang mempengaruhi juga tidak menentu.Â
Ada yang memang faktor penyebabnya yaitu faktor genetik atau bawaan lahir seperti turun temurun, tetapi ada juga yang dari kecil orang tuanya kurang memperhatikan bagaimana perkembangan bahasa ekspresif si buah hati. Maka, alangkah baiknya orang tua harus selalu ikut berperan aktif dan mendampingi buah hatinya dalam tiap-tiap tahapan perkembangan bahasa ekspresifnya. Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H